.:: Selamat Datang di mrsaputra96.blogspot.com, Semoga isi dari blog ini bermanfaat bagi anda ::.

Selasa, 03 November 2015

Catatan Majelis Ta'lim (25 Okt 2015/12 Muharram 1437H)


25 Oktober 2015 / 12 Muharram 1437 H – Kwitang, Jakarta Pusat

1.      Al Habib Ali bin Abdurrahman bin Muhammad bin Ali Al Habsyi
Al Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi
Sebelum memulai ta’lim marilah kita berdo’a kepada Allah SWT agar Allah SWT mengampuni kesalahan-kesalahan kita, Allah SWT selamatkan kita dari dunia sampai akhirat, Allah SWT berkahi hidup kita, berkahi usaha kita, dan berikan kita rizki yang halal, yang banyak, yang berkah untuk bekal kita beribadah kepada Allah SWT, bisa pergi haji ke Baitullah, berziarah ke makam Rasulullah, di hari akhir nanti mendapat syafaatnya Rasulullah, masuk surga dibelakangnya Rasulullah, apa hajat kita tuhan kabulkan, apa maksud baik kita tuhan luruskan, dihindarkan kita dari fitnah, dihindarkan kita dari bala dan musibah , kita do’akan guru-guru yang membimbing kita Allah panjangkan umurnya, sehatkan badannya, dimudahkan segala urusan-urusannya, ditambahkan ilmunya yang bermanfaat, kemudian kita do’akan guru-guru dan orang tua kita yang sedang sakit mudah-mudahan Allah SWT angkat penyakitnya hingga kembali kesehatannya, pada akhirnya kita minta dikembalikan ke hadirat Allah SWT dalam keadaan iman dan islam, dalam keadaan husnul khotimah. Aamiin Ya Robbal ‘Alamiin.
Dimuliakan majelis ini dengan basmallah serta sholawat dan salam atas junjungan kita, kecintaan kita, Sayyidina Muhammad, Ya Rasulallah Salamun alaik, Ya Rofi’asyani waddaraji...
Minggu ini kita melanjutkan pembahasan dari kitab Nashaihud Diniyah tentang “Amar Ma’ruf Nahi Munkar”. Dijelaskan didalam kitab, Ketahuilah saudara-saudaraku bahwa Allah SWT menjadikan kami dan kamu semua termasuk orang-orang yang menegakkan keadilan, bahwa amar ma’ruf (mengajak orang untuk berbuat kebaikan) yang diakui oleh akal dan syariat tentang kebaikannya, kemudian mencegah dari pada perbuatan yang munkar (perbuatan buruk) yang diakui oleh akal dan diatur oleh syariat tentang keburukannya itu, termasuk daripada syiar-syiar agama yang tinggi dan mulia.
Dan Allah SWT menjelaskan dalam Al Qur’an (QS Ali Imran : 104) “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah oang-orang yang beruntung”.
Manusia itu sifatnya lupa, untuk itu agama selalu mengingatkan, saling nasihat menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Agama itu nasihat dari Allah, kita taati perintah Allah, kita taati Al Qur’an, kita pelajari isi kandungannya, kita imani rasulnya dan juga kita ambil pelajaran dan ilmu-ilmu dari para guru dan juga untuk sesama kita kaum muslimin. “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah” (QS Ali Imran : 110).
Jadi jika kita tidak melakukan amar ma’ruf nahi munkar ini maka ditakutkan Allah akan mengirimkan bala dan murka kepada kita. Sebagaimana terjadi pada kisah umah-umat terdahulu. Amar ma’ruf nahi munkar ini diibaratkan seperti orang-orang yang sedang berada diatas sebuah kapal laut, lalu ada sebagian orang yang berada di dasar kapal ingin mengambil air laut dengan cara melubangi dinding kapal, lalu sebagian orang yang lain tidak menegur dan melarang orang yang hendak melubangi kapal tersebut, jadi dibiarkan saja, maka akhirnya kapal tersebut pun karam (tenggelam), baik orang yang tidak melubangi dan yang melubangi pun akhirnya menjadi korban dari tenggelamnya kapal tersebut.
Jika ada orang melihat kemungkaran dan orang tersebut tidak merubahnya, maka dikhawatirkan Allah akan menurunkan azab-Nya sebab kemungkaran tersebut. Rasulullah SAW bersabda : “Siapa yang melihat kemungkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman”. (HR Muslim)
Dan orang-orang yang beriman lelaki dan perempuan sebagian mereka adalah menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar...” (QS At Taubah : 71). Setiap perkataan Bani Adam itu atasNya, bukan bagiNya, jadi nanti ada perhitungannya dan ada hisab nya. Setiap yang kita lakukan atau ucapkan tidak lepas dari catatan malaikat Rakib dan Atid. Contoh amar ma’ruf nahi munkar itu seperti Lukman Al Hakim kepada anaknya, sebagaimana yang dimuat dalam Al Qur’an , “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)” (QS Luqman : 17).
Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian duduk-duduk di (tepi) jalanan, mereka (para sahabat) berkata, “sesungguhnya kami perlu duduk-duduk untuk berbincang-bincang”. Beliau berkata, “Jika kalian tidak bisa melainkan harus duduk-duduk, maka berilah hak jalan tersebut”, mereka bertanya, “Apa hak jalan tersebut, Wahai Rasulullah?” Beliau menjawab “Menundukkan (membatasi) pandangan, tidak mengganggu (menyakiti orang), menjawab salam, memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar”. (HR Bukhari)

2.      Al Ustadz Yunus
Pada hari ini kita bersyukur kepada Allah karena umur kita saat ini sudah berkurang 1 tahun, berarti kita sudah dekat dengan “Sukabumi Balikpapan” alias kuburan, setiap hari umur kita ke pake, tambah setahun artinya berkurang setahun.
Kematian terkadang datangnya tiba-tiba. Kemarin ada orang kelilipan kacang ijo mati, kacang ijonya satu truk :p . Yuk siap-siap untuk mati, apa yang mesti kita kerjakan agar mati kita mulia? Kerjaan yang mesti kita kerjakan adalah ikutin Nabi (Muhammad SAW). “Jika umat Islam cinta kepada Allah maka ikuti Rasulullah SAW”. Saya mau tanya bapak ibu, apa yang dikerjakan Rasulullah? Kalo Rasulullah kerjaannya cuma shalat kita gak ada yang jadi Muslim, lalu apa kerjaannya Rasulullah dan rasul-rasul yang lain? “Tidak Aku utus engkau Ya Muhammad kecuali untuk seluruh manusia”, artinya Nabi Muhammad diutus untuk mengajak seluruh manusia di seluruh dunia dari zaman Nabi Adam as hingga hari kiamat mengucapkan kalimat “Lailahailallah”.
“Aku ridhai Islam menjadi agama kalian” (QS Al Maidah : 3) , jadi satu-satunya agama yang diridhai Allah cuma agama Islam. Jika kita mengambil agama selain agama Islam maka Allah tidak ridhai dan kita menjadi orang yang celaka.
Nabi Muhammad udah wafat, lalu “kerjaannya” dilanjutkan oleh para sahabat, alhamdulillah zaman Khalifah Umar bin Khattab, para sahabat yang jumlahnya kurang lebih 124 ribu orang berhasil menguasai 2/3 dunia. Nah kita orang Indonesia, umat Islamnya 185 juta orang mampu gak meng-Islam-kan Republik Indonesia? mampu gak meng-Islam-kan Nusantara? Eeh.. sekarang dibalik, Islam dipersempit menjadi “Islam Nusantara”. Islam yang besar mau dikecilin jadi Islam Nusantara, dasar gak ada kerjaan luh.
Nabi Muhammad udah wafat, lalu “kerjaannya” dilanjutkan oleh para sahabat, lalu para sahabat wafat, terus dilanjutin sama tabiin, tabi tabiin, kemudian dilanjutkan oleh para wali-wali Allah. Datang para Habaib dari Hadramaut, bawa Islam ke Indonesia. Oleh karenanya umat Islam di Jawa (Indonesia) ibadahnya sama seperti Habaib di Hadramaut, sama seperti Rasulullah SAW. Itu ulama-ulama dan habaib yang mengikuti Rasulullah, mengikuti Para Sahabat, mengikuti tabiin datang ke Indonesia, seperti Al Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi, Al Habib Sholeh Tanggul, dan banyak habaib yang lainnya ajarannya sama seperti Rasulullah, lalu tata cara shalat-nya sama seperti Rasulullah.
Maka kita pakai peci putih, pakai baju putih, kenapa demikian? Karena ini pakaian yang diisyaratkan dicintai oleh Allah dan rasul-Nya. Ketika kita diundang Allah ke “rumah-Nya” (Baitullah di Mekkah Al Mukaromah) pakai baju putih (baju ihrom), lalu besok setelah dipanggil Allah melalui Malaikat Izroil pakai putih lagi (kain kafan), lalu ulama habaib pakai baju putih, jubah putih, pakai sorban putih, kan indah. Yang kita ikutin ulama habaib yang datang bawa Islam ke Indonesia hingga kita semua disini jadi orang Islam, alhamdulillah, ini “kerjannya” Rasulullah SAW.
Hadirin sekalian saya mau kasih ilustrasi, jika kita punya bapak seorang supir angkot jurusan Pasar Senen – Kampung Melayu. Ibaratkan saya supir nya, ketika supir mau berangkat dari Kampung Melayu menuju Senen teriaknya apa? “Senen.. Senen.. Senen..”. Lalu anak saya ikut jadi kenek-nya teriaknya apa? “Senen.. Senen.. Senen..” kan gitu. Lalu ketika saya wafat, anak saya menggantikan jadi supir nya, terus teriaknya apa? “Senen.. Senen.. Senen..”. Lalu anak saya wafat, cucu saya yang gantiin, terus teriaknya apa? “Senen.. Senen.. Senen..”. Nah, Nabi Muhammad SAW “kerjaannya” dakwah mengajak orang kepada agama Islam, ketika Nabi wafat diterusin oleh Para Sahabat, lalu para sahabat wafat, terus dilanjutin sama tabiin, tabi tabiin kemudian dilanjutkan oleh para wali-wali Allah, kemudian setelah mereka semua wafat, maka dilanjutkan oleh kita semua, kerjaan kita apa? Kerjaan kita saat ini seharusnya dakwah, mengajak saudara kita yang belum shalat agar shalat, yang belum ngaji agar ngaji. Allah berfirman, “Kalian umat yang terbaik” ,  “kalian” dalam firman Allah ini artinya kita semua umat yang terbaik, dibanding umat terdahulu, kita umat yang terbaik. Kalian umat yang terbaik yang Allah antarkan untuk umat manusia, tugasnya adalah mengajak, menyuruh kepada yang baik dan mencegah kepada yang munkar.
3.      Al Ustadz Hafidz Luqman
Allah katakan kepada Nabi Muhammad SAW, Hai Muhammad sampaikan kepada umatmu semua, “Jika kamu cinta kepada Allah dan kamu ingin dicintai Allah, maka syaratnya ikuti Aku (Nabi Muhammad)”. Nabi dzikirnya banyak, (salah satunya) setiap hari beliau dzikir mengucap “Lailahailallah” minimal 100 kali.
Dunia ini banyak penghuninya, yang melakukan perbuatan dosa lebih banyak dibanding yang ibadah. Nanti akan datang azab yang Allah berikan dikarenakan ada sekelompok orang yang melakukan dosa diantara kamu, karena dosa mereka, Allah kirim musibah. Dan musibah itu sifatnya umum, misal yang berbuat dosa ada 100 orang, yang ibadah ada 200 orang, lalu datang musibah, yang berbuat dosa kena musibah, yang ibadah juga kena.
Oleh karena itu hidup di dunia ini ibarat sedang naik kapal laut. Sedang asyik berlayar menuju akhirat, semua penumpang kapal duduk tenang, eh.. ada orang dibawah dengan sengaja melubangi tembok kapal. Kalo air masuk, kan tenggelam semua, oleh karenanya harus dikasih tau (amar ma’ruf) , “bang, jangan dilubangi, nanti temboknya bolong, airnya masuk kapal, kapalnya jadi tenggelam, yang buat lubang abang sendiri, yang celaka semuanya”. Ternyata orang tersebut tidak mengerti, maka ambil pahat dan palu nya, terus buang ke laut. Eh.. masih belum ngerti juga, dia coba lubangi kapal dengan tangan nya, maka kita amar ma’ruf lagi, pegang tangannya. Lalu ternyata orang tersebut berontak, maka jalan terakhir, ambil orangnya lalu buang ke laut.

4.      Al Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan
Hendaknya ada diantara kalian sekelompok umat yang tugasnya mengajak kepada kebaikan. Apa kebaikan tersebut? Dakwah kepada kebaikan itu yaitu dengan mengajak orang-orang kepada yang ma’ruf (kebaikan) dan mencegah orang-orang dari kemungkaran.
Rasulullah SAW bersabda “Sampaikan sesuatu dariku walaupun satu ayat”. Rasulullah mengatakan sampaikan walau satu ayat, tapi bersumber dari Rasulullah SAW. Bukan sekedar menyampaikan saja, tapi sumbernya gak jelas. Dan bukan bersumber dari nafsu, tapi bersumber dari Rasulullah SAW. Memakai metodenya Rasulullah, memakai caranya Rasulullah, dengan sanad yang bersambung kepada Rasulullah SAW, sanad keilmuan dan pemahaman dari Nabi Muhammad SAW.
Sebab ilmu adalah agama, lihat-lihat dari mana kita mengambil agama kita, jika bukan keberadaan sanad maka seseorang akan berbicara seenaknya. Sumbernya dari mana? Kamu ngaji sama siapa? Kamu berguru sama siapa? Bersambung atau tidak sampai Rasulullah SAW? .
Sehingga Rasulullah SAW diperintahkan oleh Allah SWT untuk mengatakan kepada  umat Rasulullah ; “Ini adalah jalanku”. Apa sih jalannya Nabi Muhammad SAW? Jalannya Nabi Muhammad adalah mengajak orang menuju Allah, bukan asal-asalan, bukan membabi buta, tapi mengajaknya dengan kecerdasan. Bukan ngawur, tapi ada metode, ada tak tik, ada strategi, ada tujuan, ada visi, ada misi, yang ingin mencari ridha-Nya Allah SWT.
Rasulullah SAW diwahyukan oleh Allah SWT bahwa beliau adalah seorang da’i yang datang kepada umat ini, da’i itu artinya mengajak, mengajak kemana? Kepada dirinya? Bukan. Bukan mengajak kepada dirinya, bukan kepada kelompoknya, bukan kepada organisasinya, bukan kepada partainya, bukan mengajak kepada majelis nya, tapi mengajak ilallah, mengajak manusia kepada Allah SWT dengan izin dari Allah SWT.
Kita melakukan sesuatu harus ada izinnya, dakwah ilallah juga harus ada izinnya, Nabi Muhammad udah dapat izin dengan sertifikat Rasulullah SAW. Nah kita surat izin kita mana? Surat izin kita numpang sama izinnya Rasulullah SAW, tapi dengan syarat kita sampaikan yang bersumber dari Rasulullah SAW. Jadi kalo ada orang dalam bertindak, dalam berucap, dalam memerintah tidak mewakili Nabi Muhammad SAW, maka orang tersebut tidak memiliki izin.
Dalam hadits yang lain Nabi Muhammad mengajarkan kepada kita bahwasanya apabila seseorang ingin Amar Ma’ruf nahi Munkar, hendaknya dia lemah lembut ketika dia menyampaikan perintah dan ketika dia melarang juga dengan lemah lembut.
“Tidaklah lemah lembut diletakkan dalam suatu perkara, melainkan akan menghiasi perkara tersebut. Tapi tidaklah lemah lembut dicabut dari suatu perkara, melainkan menjadi cacat (rusak) perkara tersebut”.
Amar ma’ruf (mengajak orang kepada kebaikan) harus memberikan solusi yang baik, bukan dengan menimbulkan masalah yang baru. Mencegah orang berbuat kemungkaran memang sangat dianjurkan, tapi jika kita salah menyikapi, tadinya cuma satu munkar , gara-gara kita salah, jadi dua munkar.
Nabi Muhammad memberikan contoh kepada kita, dahulu ada seorang sahabat di majelis Nabi Muhammad izin , izin ngapain? Saya izin, semua dalam islam saya ikutin, cuma satu saya minta diizinkan, izinkan saya boleh berzina. Lalu orang tersebut dipanggil dan disuruh mendekat oleh Rasulullah SAW, lalu Rasulullah bertanya, “kamu minta izin mau berzina, kamu punya anak perempuan?” “Punya Ya Rasulullah”, jawab sahabat tersebut, “boleh gak jika ada orang lain berzina dengan anak perempuanmu?” Rasulullah bertanya lagi, maka sahabt itu menjawab “Saya gak terima, gak boleh”, “lalu bagaimana jika ada orang lain berzina dengan istrimu? Atau dengan ibu mu?” tanya Rasulullah lagi, Lalu dia marah dan gak terima. “Nah begitu juga jika kamu mau berzina dengan perempuan, bukankah perempuan tersebut anaknya seseorang? Ibu nya seseorang? Atau istrinya seseorang? Sebagaimana engkau tidak terima jika ada orang lain berzina dengan kaum wanitamu, maka orang lain juga tidak terima jika engkau berzina dengan kaum wanita mereka”. Maka jawaban Rasulullah SAW ini masuk ke hati dan akal sahabat yang bertanya tersebut, “paham Ya Rasulullah, saya mengerti”. Tapi tidak cukup sampai disitu saja, lalu Rasulullah mendekati sahabat tersebut hingga menempel dengannya, lalu Rasulullah letakkan tangan beliau di dada sahabat tersebut, hingga sahabat tersebut berkata “Demi Allah, tidaklah Rasulullah mengangkat telapak tangannya dari dada saya, melainkan tidak ada lagi perbuatan yang saya benci di dunia ini dari perbuatan zina”. Nah itu namanya memberi solusi, contoh dari Nabi Muhammad SAW.
Lalu ada contoh lain, dahulu ada Al Habib Umar bin Idrus Alaydrus, beliau merupakan salah satu ulama besar dan merupakan muridnya Al Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi, Shahibul Maulid, Alhasil dahulu tuh di kota Tarim di Masjid jami ada penganjian kalo pagi, orang-orang pada datang dan ngaji disitu, ulama-ulama hadir didalamnya. Diceritakan,diluar masjid ada anak-anak muda pada nongkrong , melakukan hal-hal yang gak layak untuk dilakukan. Suatu ulama yang hendak hadir majelis dan melihat ada anak muda melakukan perbuatan yang tidak layak mengatakan “Kalian pemuda gak tau malu! Ada pengajian ditengah masjid tapi kalian malah main didekat masjid, gak tau adab, gak tau didikan” dicaci maki pemuda tersebut. Lalu pemuda-pemuda tersebut kupingnya panas, gak terima dibilang demikian, lalu pemuda tersebut berkata “Eh ente masuk masjid! Atau kita pukulin disini”. Maka ulama tersebut milih untuk masuk masjid dan pemuda tersebut melanjutkan perbutan yang gak pantas tersebut. Maka datanglah Habib Umar bin Idrus Alaydrus, melihat ada pemuda dijalanan dan beliau mau masuk masjid, dari jauh beliau lepas sendalnya sambil berkata “Gak enak saya menggunakan sandal dan melewati orang-orang”, maka beliau lewat dengan melepas sandal kemudian juga memberi salam ke pada pemuda-pemuda tersebut, “Assalamu’alaikum, permisi, mohon maaf saya numpang lewat”. Kemudian dikasih jalan oleh pemuda itu dengan takjub melihat adab Al habib Umar bin Idrus Alaydrus dengan beliau melepas sandalnya, beliau memberi salam dan meminta maaf padahal pemudda tersebut yang salah karena berkumpul ditengah jalan. Pemuda tersebut gak diajak ngobrol, gak ditegur, gak dilarang, tapi Al Habib Umar langsung masuk kedalam masjid. Akhirnya pemuda tersebut tertarik dengan adab yang dilakukan Al habib Umar, hingga akhirnya bertekad ingin mengikuti habib hadir masuk kedalam masjid karena melihat akhlaknya, melihat budi pekertinya.
Ketahuilah, setiap orang yang mengajak kepada kebaikan, otomatis dia juga sudah mencegah dari kemungkaran. Ini otomatis, tidak bisa dipisah-pisahkan. Jika ada orang yang diajak menghadiri majelis, otomatis menyelamatkan seseorang dari tempat maksiat. Mengajak orang shalat berjama’ah berarti mencegah orang agar tidak meninggalkan shalat. Oleh karenanya, kita diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW ; “Siapa yang melihat kemungkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman”.
Nabi Muhammad SAW memerintahkan jika ada kemungkaran maka kita harus merubahnya, bukan diingkari, bukan dicaci maki, kalo suatu kemungkaran diingkari dan dicaci maki saja itu mudah, tapi untuk merubah itu perlu metode, perlu siasat, perlu cara, dengan cara yang baik dan dengan metode yang baik.
Ada satu contoh terakhir, ada satu ulama, orang sholeh dan dia seorang saudagar, dia pedagang, kemudian dia kirim surat ke sahabatnya di Afrika, “saya nanya, dikampung kamu ini ada orang muslim lain tidak selain engkau?” “Gak ada , gak ada orang islam lain dikampung saya selain saya” jawab sahabatnya. “Kalo begitu tolong carikan saya, sebuah toko disana, kemudian beli, saya yang bayar nanti, saya mau buka kedai”. Akhirnya dibelikan, dan ulama tersebut pindah untuk buka kedai dikampung sahabatnya. Bukan ceramah bukan apa, tapi dia buka toko diperkampungan non muslim di wilayah Afrika sana. Dia dagang, setiap ada orang yang datang beli beras, dia kasih hadiah sedikit minyak. Beli teh, dikasih sedikit gula. Beli kopi dikasih hadiah sedikit gula, lalu pembeli tersebut bertanya ”saya beli kopi, kenapa dikasih hadiah gula?”, maka dijawab “kamu beli kopi untuk diminum perlu gula, nah ini saya kasih gula sebagai hadiah” maka pembeli tersebut terheran “kok baik banget?” maka dijawab oleh pedagang tersebut “oh agama kami mengajarkan hal seperti ini”, lalu dia bertanya lagi “enak banget agama kamu mengajarkan hal seperti ini, agama apa ini?” dijawablah oleh pedagang tersebut “agama saya agama Islam, Nabi saya Nabi Muhammad SAW”. Sampai tokoh masyarakat yang ada disitu tertarik dengan akhlaknya, hingga tersebar kebaikan si pemilik toko ke seluruh penjuru kampung itu. Hingga mereka berkata “ Ini ajaran agama kamu bagus, kami suka, tapi kita kan sesepuh di kampung ini, masa kita mengikuti kamu yang pendatang baru” , pemilik toko menjawab “Gini aja deh, kalo kalian suka, biarkan saya ajarkan anak-anak kalian agar mengikuti ini akhlak dan perangai”. Sesepuh kampung tersebut setuju dan mengirimkan anak-anak mereka untuk belajar ngaji dan akhlak kepada si pemilik toko tersebut. Hingga anak-anak tadi masuk Islam dan menjadi anak yang memiliki akhlak yang paling bagus, berbeda dengan anak-anak yang lain. Kemudian gak lama kemudian, para orang tua dari anak-anak yang tadi mendatangi pemilik toko tersebut dan berkata bahwa anak-anaknya sekarang akhlaknya bagus, gak ngebantah kalo diberi nasihat, dan para orang tuanya memutuskan untuk mengikuti agama si pemilik toko. Hingga pada kurun waktu beberapa tahun, perkampungan tersebut berubah menjadi perkampungan muslim. Kemudian pemilik toko tersebut berkata “Sekarang sudah selesai, saya sudah bangun masjid disini, nah sekarang tolong carikan saya kampung lain yang gak ada muslim nya, saya mau buka toko disana”

Oleh karenanya, yuk kita dakwah mengajak orang kepada Allah dengan cara yang kita bisa masing-masing, dakwah gak harus diatas mimbar, gak harus pakai mulut, tapi bisa menggunakan perangai, dengan sikap, dengan akhlak yang bisa kita lakukan, maka kita lakukan. Nah inilah ajaran Rasulullah SAW, kita hadir ditengah masyarakat, mencerminkan akhlaknya Nabi besar Muhammad SAW. Mudah-mudahan Allah ta’ala memberikan taufiq kepada kita sekalian, Allah SWT menebarkan kebaikan ditengah masyarakat dan Allah SWT menjadikan kita kaum muslimin yang bermanfaat bagi kaum muslimin lainnya, Aamiin Ya Robbal ‘Alamiin. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar