.:: Selamat Datang di mrsaputra96.blogspot.com, Semoga isi dari blog ini bermanfaat bagi anda ::.

Rabu, 30 September 2015

Catatan Majelis Ta'lim (27 Sept. 2015/13 Dzulhijjah 1436 H)


27 September 2015/13 Dzulhijjah 1436 H, Dimuliakan majelis ini dengan Bismillahirrahmanirrahiim serta sholawat dan salam kepada junjungan kita, kecintaan kita, sayyidina Muhammad. Ya Rasulallah Salamun alaik, Ya Rofi’asyani waddaraji...


1. Al Habib Ali bin Abdurrahman bin Muhammad bin Ali Al Habsyi

Al Habib Ali bin Abdurrahman bin
Muhammad bin Ali Al Habsyi
Melanjutkan pelajaran minggu yang lalu, pada hari ini masih ada ada waktu bagi yang mau melaksanakan sunnah berqurban karena masih termasuk hari tasyrik. Pada hari Rabu yang lalu (hari Arafah), telah berlangsung puncak persatuan umat islam terbesar seluruh dunia di padang arafah. Mereka berkumpul baik dari negeri yang jauh maupun yang dekat, mereka semua berkumpul menerima panggilan Allah SWT atau bersama-sama melaksanakan ibadah haji, mereka bersujud dan berdo’a bersama dihadapan Allah SWT. Sampai Allah SWT menjelaskan bahwa pada hari itu banyak orang-orang yang diselamatkan dari api neraka, (menyebutkan sebuah hadits yang artinya) Rasulullah SAW bersabda: ”Tidak ada hari dengan intensitas yang lebih besar ketika Allah SWT membebaskan hambaNya dari api neraka kecuali pada hari Arafah”.  Dan pada hari Arafah itu Allah mendekat kepada hambaNya yang sedang melaksanakan ibadah haji, dan dibangga-banggakan mereka itu dihadapan para malaikatNya. Dan juga do’a pada hari Arafah yang kita lalui kemarin adalah do’a yang dikabulkan oleh Allah SWT, “Sebaik-baik do’a adalah do’a di hari Arafah”. Arafah adalah puncak daripada rukun ibadah haji. Tidak sah jika haji itu tidak ke Arafah, karena jika tidak ke arafah maka tidak mendapatkan pahala haji.
Kemarin kita mendengar kabar duka bahwa terjadi musibah lagi (sebelumnya terjadi musibah tewasnya beberapa jamaah haji akibat tertimba crane konstuksi di masjidil haram) di Mina, ketika orang-orang akan melempar jumrah dan memakan korban yang cukup banyak, sedikitnya ada 700 orang yang meninggal dunia. Kita do’akan agar Allah SWT menerima ibadah haji mereka, sebagaimana sabda Nabi SAW : “Barangsiapa yang pergi haji kemudian dia meninggal, maka Allah catatkan baginya pahala haji sampai dengan hari kiamat”. Semoga saudara-saudara kita yang sedang melaksanakan ibadah haji bisa menyempurnakan ibadah hajinya dengan baik, kembali ke tanah air dengan selamat, dan memperoleh haji yang mabrur, aamiin ya robbal ‘alamiin.
Hari ini kita masih membahas mengenai dzikrullah, berdzikir kepada Allah SWT. Dalil tentang dzikrullah ini cukup banyak dalam alqur’an, diantaranya ; (membacakan QS Ar-Ra’d ayat 28 yang artinya) “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram”. Dan Rasulullah SAW juga gemar berdzikir, (membacakan sebuah hadits yang artinya) “Tidak ada  amal daripada Bani Adam yang bisa menyelamatkan daripada api neraka kecuali dzikrullah”[1]. Dan ada pula hadits dari Abdillah Ibn Bisir bahwa Rasulullah telah banyak menjelaskan tentang syariat islam. Dan ia meminta satu amalan saja yang bisa dijadikan jaminan untuk memperoleh surgaNya Allah SWT. Kemuadian Rasulullah SAW bersabda :”Biasakan lidahmu selalu bergerak menyebut-nyebut Allah (dzikrullah)”[2].
Dalam hadits qudsi dijelaskan, Abu Hurairah r.a. berkata Rasulullah SAW bersabda: “Allah berfirman :”Aku berada pada prasangka hamba-Ku, Aku selalu bersamanya jika ia mengingat-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam  suatu kaum, maka Aku mengingatnya dalam suatu kaum yang lebih baik darinya, dan jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku mendekat kepadanya satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku mendekat padanya satu depa, jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan kaki, maka Aku akan datang kepadaNya dengan berlari”.
Kemudian ada lagi, Rasulullah SAW bersabda: “Maukah aku beritahu amalanmu yang terbaik. Yang paling tinggi dalam derajatmu. Paling bersih disisi Rabbmu serta lebih baik dari menerima emas dan perak dan lebih baik bagimu daripada berperang dengan musuhmu yang kamu potong lehernya atau mereka memotong lehermu? Para sahabat lalu menjawab “Ya” Rasulullah SAW menjawab “Zikrullah”[3].
Berdzikir itu bisa dilakukan dimana saja (sebagaimana firman Allah yang artinya) :”...Ingatlah kepada Allah di waktu berdiri, diwaktu duduk, dan diwaktu berbaring...”[4]. Intinya adalah kita mengingat perintah Allah, karena jika kita tidak mengingat perintah Allah maka akan banyak kemaksiatan atau hal-hal yang tidak disukai Allah yang kita kerjakan. Siapa yang lupa akan perintah-perintah Allah maka akan disediakan teman yang setia mendampinginya, yaitu setan.
Dan dijelaskan bahwa kiamat tidak akan datang kecuali orang-orang sudah lupa kepada Allah SWT. Dan lupa berdzikir kepada Allah. “Belum datang hari kiamat hingga tidak ada lagi dimuka bumi orang yang menyebut, “Allah, Allah.”[5]
Hadirin hadirat, semoga kita selalu ingat kepada Allah SWT dimanapun kita berada, agar kita dijauhkan dari perbuatan maksiat, perbuatan yang menentang Allah SWT. Agar hidup kita semakin tenang, kalo tenang insya Allah apapun bisa kita raih. Kehidupan akhirat bisa kita raih, apalagi kehidupan dunia. Mudah-mudahan bisa kita terapkan bersama didalam kehidupan kita sehari-hari.
Selanjutnya akan ada nasihat yang akan disampaikan oleh guru-guru kita yang lain, baik yang berkenaan dengan dzikrullah maupun berkenaan tentang qurban. Karena hari ini masih termasuk hari tasyrik, kita tidak boleh berpuasa di hari tasyrik, karena hari tasyrik itu adalah hari makan dan minum.

2. Al Ustadz Hafiz Lukman
Nabi Ibrahim do’a pada Allah, “Robbi habli minash sholihiin”, Rabbi Ya tuhanku, habli anugerahkan kepadaku, minash sholihiin dari keturunan yang sholeh. Anaknya belum ada (belum punya anak), tapi do’anya udah. Nabi Ibrahim belum dianugerahin anak, tapi do’anya udah disiapin. Makanya jangan kaget, begitu Nabi Ismail mau dipotong Nabi Ibrahim (atas perintah Allah SWT) nurut.  
Nabi Ibrahim dikisahkan dalam kitab Kishoshul Anbiya diceritakan istrinya empat, anaknya tiga belas. Jangan kaget, jangan nanya “kok boleh ustadz?” saya jawab “Nabi Ibrahim bukan Pegawai Negeri, kalo pegawai negeri susah”. Nabi Ibrahim empat bini (istri, bahasa betawi) anaknya tiga belas, nenek saya satu anaknya enam belas. Jaman dulu rumah deket empang, tv belum ada, antena apalagi, kata nenek saya “engkong (kakek, bahasa betawi) lu mah pinter, abis gua beranak (lahiran) dideketin, dibaein, dielus-elus, 2 bulan (kemudian) bunting (hamil, bahasa betawi) lagi”. Kalo malam takbiran nenek saya nangis, kalo malam takbiran anaknya kasih amplop, dateng yang lain kasih amplop lagi, tapi nenek saya nangis aja terus. Saya bilang “kenapa nek nangis terus?” nenek saya jawab “gue nyesel punya anak enam belas, coba dua puluh lima, banyak deh yang ngasih duit”. (*candaan ustadz hafiz kepada para jama’ah, sebagai selingan ceramah)
Kemuliaan Nabi Ibrahim setiap kedatangan tamu, ia sembelihkan hewan ternaknya. Suatu hari datang tamu dalam jumlah banyak, dipotongin sapi , dalam riwayat disebutkan Nabi Ibrahim sembelih sapi hingga 300 ekor untuk tamu. Tukang potong hewannya bilang begini “Nabi Ibrahim, kalo hewan ternaknya dipotong terus nanti habis, nanti kita susah”, Nabi Ibrahim jawab “Hai tukang potong, jangan ngomong begitu, ini hewan anugerah Allah, tamu yang datang kesini dituntun Allah, Aku memuliakan tamu berarti aku juga memuliakan Allah, engkau jangan ngomong begitu” lalu keluar sifat manusiawi Nabi Ibrahim dan berkata “Ini Ibrahim punya hati besar, jangankan Cuma hewan, andaikan, umpama, misalkan aku dikasih Allah anak lalu disuruh potong itu anak, akan aku potong anak itu”. Waktu bicara begitu Nabi Ibrahim belum punya anak. Omongan Nabi Ibrahim Allah dengar, dikasih anak lalu dikasih nama “Ismail”. Waktu berjalan, bulan berganti tahun, Ismail menjadi penyejuk jiwa orang tua. Tapi ujian Allah datang untuk menguji Nabi Ibrahim, tanggal 7 malam 8 Dzulhijjal beliau mimpi disuruh Allah potong Nabi Ismail, tanggal 8 Nabi Ibrahim memikirkan mimpi yang semalam hingga lupa makan dan minum, oleh karenanya (pada tanggal 8 Dzulhijjah) disunnahkan puasa tarwiyah. Tanggal 9 juga puasa (puasa arafah), tanggal 10 jangan puasa (karena hari raya idul adha). Pada keesokannya mimpi yang sama hingga 2 hari berturut-turut, kata Nabi Muhammad SAW “kalo Nabi mimpi itu tandanya wahyu”, wahyu adalah perintah Allah, mesti (harus) dikerjakan. Pada pagi hari tanggal 10 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim ambil tambang besar dan pisau tajam, lalu memanggil Nabi Ismail “Wahai anakku Ismail, penyejuk hati penenang jiwa, ayah mimpi disuruh Allah untuk menyembelihmu, apa pendapatmu nak?” Nabi Ismail jawab “Ayah, kalo itu perintah Allah, laksanakan”. Maka nangis Nabi Ibrahim, ”ayah sembelih engkau maka engkau mati nak, kita berpisah, ayah sedih” Nabi Ismail menjawab “ayah sedih di dunia, kita pisah di dunia, di akhirat, di surga kita bertemu”. Anak kecil bisa menjawab seperti (jawaban) orang dewasa, bukti pertanda didikan orang tua sangat berpengaruh.
Nabi Ibrahim beruntung punya anak Nabi Ismail, coba kalo sekarang kita ngomong sama anak kita, “lu nurut napa kayak Ismail, Ismail aja nurut sama bapaknya” tuh anak jawab “emang bapak Nabi Ibrahim? :p”. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

3. Al Habib Soleh bin Muchsin Al Habsyi
Cintai bangsa arab karena 3 ; 1. Karena Aku (Nabi Muhammad SAW) adalah orang arab, 2. Karena Al-Qur’an berbahasa arab, 3. Dan karena bahasa ahli surga adalah bahasa arab.

4. Al Habib Alwi bin Abdurrahman Al Habsyi
Hari ini kita menghadiri Majelis Kwitang, majelis yang agung, majelis yang dirintis oleh wali Allah, majelis yang dibawa oleh seseorang yang menghidupkan sunnah Rasulullah, yaitu Habib Ali. Demikian juga putranya Habib Muhammad, dan juga Habib Abdurrahman, dan demikian juga guru kita Habib Ali yang setiap minggunya mengajarkan kepada kita tiada lain tiada bukan menebar kasih sayang dan rahmat. Mudah-mudahan kita bisa mengambil hikmah dari apa yang diajarkan guru-guru kita semua.
Hari ini kita mendengar tentang dzikir. Tentang bagaimana kita dianjurkan dan diajarkan banyak berdzikir kepada Allah SWT. Karena dengan dzikir hati menjadi tenang. Kalo kita ngomongin orang kira-kira hati kita tenang atau tidak? Oleh karenanya kita diperintah untuk berdzikir.
Orang muslim itu yang orang lain diluar islam ia merasa senang/selamat dari mulutnya orang Islam, dari perbuatan orang Islam, dari tingkah lakunya orang Islam. Oleh karena itu dianjurkan orang muslim untuk senantiasa menjaga lisannya apalagi diisi dengan berdzikir kepada Allah.
Sayyidina Imam Abu Bakar Assidiq r.a. setiap hari meletakan batu didalam mulutnya. Kalo ada orang berbicara, apalagi orang bertanya tidak langsung menjawab, beliau memikirkan, kalo saya utarakan kalimat saya ini berguna atau tidak?, ucapan saya ini memberi manfaat untuk orang atau tidak?, sekiranya tidak bermanfaat, maka tetap itu batu didalam mulutnya tidak akan dikeluarkan. Sekiranya ada manfaatnya maka batu itu dikeluarkan, baru dijawab apa yang menjadi kewajiban dan tuntutan dalam agama Islam. Itulah sayyidina Abu Bakar Assidiq r.a.
Al Imam Malik bin Anas, beliau mengatakan andaikata ada orang bertanya kepada beliau atau kepada ulama siapapun, seyogyanya orang tersebut sebelum menjawab memikirkan Surga dan Neraka. Kalo betul jawabannya tempatnya surga, kalo salah ucapannya berarti tempatnya di neraka. Oleh karenanya kita dianjurkan untuk banyak berdzikir.
Al Imam Nawawi r.a. , orang yang begitu banyak berdzikir dan menimba ilmu, tidak membuang-buang waktu, sampai waktu makan pun tidak mau makan macam-macam kecuali hanya bubur, yang bisa langsung diminum, jangan sampai membuang waktu untuk hal yang tiada guna. Sampai jika beliau mau mandi, beliau panggil muridnya, “tolong kau bacakan kitab ini sekeras-kerasnya agar nanti saya didalam kamar mandi mendengarkan ilmu agama sedang diutarakan”. Saking menjaga waktunya.
Sayyidina Abu Bakar Assidiq, Sayyidan Umar, Sayyidina Utsman, Sayyidina Ali orang yang terdidik ditangan Rasulullah. Sayyidina Abu Bakar Assidiq tidak pernah lepas, sedikit-sedikit ucapannya “Alhamdulillah,Alhamdulillah,Alhamdulillah”, tidak ada hitungan. Sayyidina Umar “Allahu Akbar,Allahu Akbar,Allahu Akbar”. Sayyidina Utsman “Subhanallah,Subhanallah,Subhanallah”. Sayyidina Ali bin Abi Thalib “Laailahailallah,Laailahailallah,Laailahailallah”. Sehingga Subhanallah, Walhamdulillah, walaailahailallah, wallahuakbar ada di mulut sahabat-sahabat baginda kita, Nabi Muhammad SAW.
Oleh karenanya dikatakan ulama, kenapa Hari raya Idul Adha lebih mulia daripada Idul Fitri, karena didalamnya ada 2 kemuliaan, yang pertama shalat idul adha dan yang kedua berqurban. Sampai disetiap sholatnya kita dianjurkan banyak berdzikir “Allahuakbar, Allahuakbar, Walillahil hamd” sampai waktu Ashar hari ketiga hari tasyrik.
Orang yang sudah berqurban mudah-mudahan dosanya dirontokkan oleh Allah, mudah-mudahan dosanya diampuni oleh Allah, karena dengan berqurban ini bukan hanya mendidik kita agar kita rajin bersedekah tapi kita dianjurkan saling berbagi. Sampai Nabi begitu marah, jika ada orang yang diberi kemampuan oleh Allah berqurban tapi tidak mau, maka orang itu jangan sekali-kali dekati masjidku kata Rasulullah SAW. Berarti maqam haditsnya bahasa Nabi sastra arab yang tertinggi. Nabi tidak bilang orang pelit jangan ke masjid, tapi kata Nabi kalo orang punya rezeki, duitnya ada, punya kemampuan, tidak mau berqurban jangan sekali-kali mendekati masjidku kata Rasulullah. Berarti orang tersebut orang pelit, orang pelit bisa nular. Oleh karenannya jangan pergi ke masjid, kumpul sama sahabat-sahabat Nabi yang ahli bersedekah. Orang yang bakhil (pelit) dalam ilmu tasawuf, biangnya penyakit, sumber orang hasud, sumber orang dengki, sumber orang sombong, sumber orang riya, karena satu penyakit yaitu syukh wa bukhl. Sifat bakhil itu biang penyakit. Mudah-mudahan Allah bersihkan hati kita dari penyakit yang namanya penyakit bakhil.
Ketika Nabi (Muhammad SAW) tiba di tanah suci mekah untuk beribadah haji, ada orang bergelayutan di kain ka’bah sambil menangis, orang itu berkata : “Ya Allah berkat kemuliaan ka’bah ampuni dosa saya”, lalu langsung dihampiri oleh Nabi dan ditegur “Kamu nangis-nangis berdo’a minta berkat kemuliaan ka’bah Allah ampuni kamu?” lalu dijawab “iya Ya Rasulullah” lalu Rasulullah berkata “Kamu tidak tau, orang muslim itu kemuliaannya berkali lipat lebih mulia daripada ka’bah, kau sakiti hati orang muslim dosanya lebih berat daripada 70 kali dosa menghancurkan ka’bah” lalu orang itu berkata “tapi dosa saya terlalu besar Ya Rasulullah”, kemudian Rasulullah menjawab “apa dosanya? Lebih besar mana dengan lautan? Lebih luas mana dengan luasnya bumi dan langit?” orang itu menjawab “lebih besar dosa saya Ya Rasulullah”, Rasulullah kemudian berkata “lebih luas mana dengan arsy?” orang itu menjawab “dosa saya lebih besar”, Rasulullah kemudian berkata lagi “lebih agung mana dengan Allah?” orang itu menjawab “tentu lebih agung Allah”, Rasulullah pun berkata “Kalo begitu kamu taubat, minta ampun, Allah akan ampuni” , “Ya Rasulullah dosa saya sudah terlalu berat, setiap datang musafir ke rumah saya, atau saya menjumpai pengemis di jalan, seakan-akan hati saya, badan saya, wajah saya terbakar dengan api saking kesalnya sama orang pengemis”, apa kata Nabi ketika menghadapi orang pelit ini “Pergi yang jauh, jangan sampai saya terbakar karena kamu. Kamu tidak tau orang yang bakhil (pelit) itu nanti di hari kiamat Allah jebloskan (masukan) dia ke neraka melalui wajahnya”.
Ada sebuah kisah dalam hadits riwayat Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, Ada orang zaman dulu setiap hari kerjaannya panjat pohon, mencari burung yang sedang bertelur. Kalo ada burung yang bertelur, telurnya diambil dan dia masak dirumah. Akhirnya ada satu dua burung murka, lalu mengadu sama Allah; “Ya Allah ini orang setiap hari, istri saya bertelur, telurnya diambil, tolong Ya Allah kalo dia balik lagi kirim petir, kirim azab-Mu, agar musnah sekalian, Engkau tidak akan mendustai janji-Mu”. Lalu pada hari itu ditunggulah orang itu oleh burung tersebut disarangnya diatas pohon, dan datanglah orang tersebut lalu naik dan diambil telur burung itu lagi, kemudian turun lagi dan selamat. Burung tersebut nangis lalu mengeluh sama Allah “Ya Allah kok gak kena petir? Kok gak kena azab?” lalu Allah menjawab “Wahai burung, kamu gak tau ya, tadi sebelum orang itu mengambil telur, ia bersedekah, maka ia Aku jauhkan dari kematian su’ul khotimah karena sedekahnya dia, maka nya gak jadi kena azab”.
Dan untuk saudara kita di tanah suci Mina, kata Nabi (Muhammad SAW) : Orang mati syahid itu ada lima : 1. Orang yang kena penyakit tha’un (wabah penyakit) 2. Orang yang sakit di perutnya (baik karena melahirkan atau karena sakit lambungnya, begitu rasa sakit menusuk perutnya dan meninggal, maka syahid orang tersebut) 3. Orang yang wafat tenggelam 4. Orang yang tertimba reruntuhan bangunan 5. Meninggal Fisabilillah (wafat di jalan Allah). Tinggal kita sekarang, bagaimana nanti kita meninggalnya, orang dicabut nyawanya (meninggal dunia) tergantung kehidupannya didunia, orang yang sering beribadah insya Allah dicabut nyawanya dalam keadaan beribadah. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

5. Al Habib Ahmad bin Novel bin Salim bin Jindan
Ketika kita perhatikan ayat-ayat suci Alqur’an , dikatakan banyak amal ibadah yang berbagai macam, dihimbau oleh Allah untuk dilakukan oleh sekalian hamba-Nya. Shadaqah, puasa, shalat dan lain sebagainya, namun khusus ibadah yang satu ini yaitu berdzikir kepada Allah SWT kita akan dapati perbedaan didalam Alqur’an ketika Allah menghimbau sekalian hambaNya untuk berdzikir. Apa perbedaannya? Perbedaan yang kita dapati, Allah selalu didalam Alqur’an ketika mengajak hamba-Nya untuk berdzikir, berdzikir dengan banyak. Mengajak puasa tidak disebutkan puasa yang banyak, sholat tidak disebutkan dalam Alqur’an sholatlah yang banyak, tapi khusus untuk berdzikir kepada Allah SWT, Allah sebutkan dengan berdzikirlah dengan dzikir yang banyak.
Allah berfirman didalam Alqur’an (menyebutkan QS Al Ahzab ayat 41 yang artinya) : “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya”. Dan ayat semacam ini banyak didalam Alqur’an, seringkali Allah menganjurkan hambaNya untuk berdzikir, selalu didampingi dengan himbauan untuk memperbanyak bukan hanya sekedar dzikir tapi memperbanyak. Karena dzikir kepada Allah SWT memiliki pengaruh yang sangat besar didalam mencetak jiwa-jiwa yang bertaqwa kepada Allah SWT. Jiwa yang menghamba kepada Allah dengan penghambaan sejati.
Namun harus kita perhatikan, dzikir yang bagaimana yang dapat mencetak seseorang menjadi jiwa yang menghamba kepada Allah dengan penghambaan sejati, yang dapat mencetak seseorang sebagai hamba yang bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa. Banyak diantara kita yang siang malamnya lisannya selalu bertasbih, bertahmid, bertahlil, tapi yang paling penting jika seseorang berdzikir kepada Allah SWT, bukan hanya sekedar dzikir diucapkan oleh lisan, akan tetapi dzikir ada didalam hati dan jiwanya.
Kalimat dzikir dalam bahasa arab artinya mengingat. Ketika seseorang mengucap nama Allah dengan lisannya tapi disaat yang sama pikirannya asyik berpikir. Saya tanya, orang ini apa yang ia lakukan, apakah ia sedang mengingat Allah atau ia sedang mengingat apa yang terpikir? Kita akan mengatakan ini orang benaknya sedang mengingat kepada apa yang terpikir, ia tidak mengingat Allah, hanya saja ia tunjukan kepada orang-orang disekitarnya lisannya sedang menyebut Allah. Dzikir yang semacam ini bukan dzikir yang diminta oleh Allah didalam Alqur’an. Pengaruhnya tidak besar didalam jiwa dan diri seseorang.
Ketika seseorang diantara kita dikamar, sedang duduk melamun, dia mengingat tentang orang yang dicintai, entah istrinya, atau anaknya yang kebetulan lagi gak ada, lagi pergi jauh dan dia rindu kepadanya, terkadang berlalu 10 menit, 15 menit, nih pikiran dan hati kita asyik memikirkan orang yang kita cintai tersebut. Terkadang 10 menit, 20 menit, 30 menit berlalu, pikiran kita sedang asyik mengingat orang-orang yang kita cintai. Ketahuilah ini namanya dzikir, mengingat orang yang kita cintai, baik dia ucapkan nama orang yang ia cintai atau tidak diucapkan, akan tetapi didalam hati dan benaknya terlintas dia sedang mengingat dan memikirkan orang yang dia cintai. Demikian hal nya jika kita berdzikir kepada Allah harus yang seperti itu. Kita mengingat dalam benak kita, dalam hati kita, Allah, tuhan yang kita cintai.
Adapun lisan tiada lain hanya untuk membantu agar hati kita lebih fokus dengan apa yang kita ingat, yaitu nama Allah SWT. Dzikir yang semacam inilah yang diinginkan oleh Allah untuk dilakukan oleh para hamba-Nya. Dan Dzikir yang semacam inilah yang mempunyai pengaruh besar didalam mencetak jiwa yang mengenal penghambaan sejati kepada Allah SWT.
Adapun kalo hanya sekedar lisan manfaat tidak banyak, mungkin hanya sekedar ditulis pahala yang sedikit oleh Allah SWT, tapi tidak mempengaruhi, tidak mencetak jiwa yang menghamba kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa. Didalam Alqur’an Allah SWT menyebutkan (membaca QS Al Baqarah ayat 152 yang artinya) : “Ingatlah kalian kepada Aku, maka niscaya Aku akan mengingat kepada kalian”. Dari ayat tersebut, maka diantara kita akan memahami bahwa permintaan dari Allah kepada kita untuk mengingat bukan hanya sekedar lisan yang mengucap namun hati pergi kemana saja, ngga tau kemana. Tapi dari ayat tersebut ketika kita baca dan kita pahami, adalah permintaan dari Allah agar hati kita mengingat kepada Allah, Sang Kholik Yang Agung tersebut. Maka saat itu ketika hati dan benak kita mengingat kepada Allah dan lebih sempurna lagi apabila ditambahkan dengan lisan yang juga menyebut kepada Allah, maka saat itu Allah yang akan mengingat kepada kita sekalian.
Hingga diajarkan oleh Rasulullah SAW disetiap keadaan ada do’a-do’a dan dzikir yang diucapkan. Sehingga disetiap keadaan kita selalu teringat kepada Allah. Ketika kita makan, kita baca bismillahirrahmanirrahim, tapi bukan sekedar ucapan lisan, tapi kita baca dari dalam lubuk hati kita. “Saya makan ini dengan nama Allah”. Usai makan kita ucapin dari dalam lubuk kita (membaca do’a setelah makan yang artinya) “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan saya makanan ini”. Kalo kita ucapkan ini dzikir dari dalam lubuk kita yang paling dalam, kita paham artinya, kira-kira bakal mempengaruhi gak dalam jiwa kita? . Akan mempengaruhi jiwa kita  dan segala aktivitas kita sehari-hari. Dan inilah yang Allah inginkan dari kita. Itu baru makan, masuk kamar mandi disuruh ingat Allah, keluar kamar mandi ingat Allah, bahkan istinja (cebok) disuruh ingat Allah, diajarin do’anya oleh Nabi Muhammad SAW disetiap keadaan, termasuk tidur diajarin do’a dan dzikir untuk ingat Allah, begitu melek (bangun tidur) pertama kita dianjurkan, Al Imam Ghozali bilang begitu kita melek yang pertama terlintas dalam hati dan lisan kita nama Allah kita ucapkan Laailahailallah Muhammadurrasulullah ketika bangun tidur. Dan inilah yang akan membawa pengaruh besar didalam jiwa dan kehidupan kita.
Mudah-mudahan kita dijadikan oleh Allah sebagai orang-orang yang mengenal dzikir kepada Allah dengan sebenar-benarnya dan dijadikan kita sebagai manusia-manusia yang mengenal penghambaan dan ketaqwaan sejati kepada Allah SWT. Washolallah ‘ala sayyidina Muhammad wa’ala ali washohbihi wassalam, Walhamdulillahirabbil ‘alamiin, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.



[1] HR Ahmad
[2] HR Ahmad dan Tirmidzi
[3] HR Ahmad dan Ibnu Majah
[4] QS Annisa : 103
[5] HR Muslim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar