Catatan Majelis Ta'lim (20 Sept 2015/7 Dzulhijjah 1436 H)
Melanjutkan pelajaran dari minggu lalu dalam pembahasan kitab “Nashaihud Diniyah”, Minggu 20 September 2015/7 Dzulhijjah 1436 H, Majelis Ta’lim Habib Ali Al Habsyi (Kwitang) membahas tentang dzikir dan do’a serta pembahasan tentang penyelenggaraan ibadah sunnah Qurban (karena menjelang perayaan Hari Idul Adha 10 Dzulhijjah 1436 H).
1. Al Habib Ali bin Abdurrahman bin Muhammad bin Ali Al Habsyi
Dzikir
adalah mengingat Allah SWT, dzikir itu mencegah kita melakukan hal yang
dimurkai oleh Allah SWT atau menghindari kita agar tidak terjerumus dalam
kemaksiatan. Dzikir itu ada 2 macam, yang pertama dzikir bil qolbi (dzikir dalam
hati) dan yang terakhir dzikir bil lisan (dzikir dengan ucapan).
Dzikir
bil qolbi itu tidak ada larangan tempat, dimana saja boleh karena di dalam
hati. Kalau dzikir bil lisan itu ada aturannya, tidak boleh di tempat najis
seperti di dalam kamar mandi, atau wanita yang sedang haid, atau lelaki dan
wanita yang sedang junub atau membaca sesuatu yang diambil dari Alqur’an.
Dzikir
itu membuat hati kita menjadi tenang, sebagaimana dalam Al-Qur’an, QS Ar-Ra’d
ayat 28 yang artinya : “...Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati
menjadi tenteram (tenang).” Dan dengan mengingat Allah, maka Allah pun akan
mengingat kita, sebagaimana dalam QS Al Baqarah ayat 152 yang artinya :
“...Ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah
kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.”
Dzikir
itu banyak manfaatnya serta keutamaannya. Termasuk jalan yang terbaik dan utama
untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Selanjutnya
kita akan membahas sedikit mengupas tentang ibadah puasa di bulan Dzulhijjah
ini, yang merupakan salah satu ibadah yang utama selain dari ibadah Haji yaitu
Puasa di hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah) dan di hari Arafah (9 Dzulhijjah)
kemudian ibadah sunnah berqurban (menyembelih hewan qurban). Agar bertambah
ilmu dan wawasan kita dan apa yang kita dapatkan disini kita jadikan bekal
untuk lebih mendekatkan diri kita kepada Allah SWT.
2. Al-Ustadz Yunus
Qurban
ini perintah Allah SWT, walaupun
hukumnya sunnah tapi ada sanksi dari Allah bagi orang mampu yang tidak mau
berqurban. Dalam hadits Rasulullah SAW
bersabda yang artinya : “Besarkanlah (baguskan) hewan qurban kalian, karena
sesungguhnya hewan itu akan menjadi kendaraan kalian di atas shirath (jembatan
di atas neraka).”[1]
Bapak
Ibu ke Kwitang naik apa? Artinya kendaraan yang kita gunakan, kita beli
kendaraan yang bagus. Ada yang beli mobil anti peluru, ada jaminan gak tuh naik
mobil yang begitu (mobil anti peluru) bagi keselamatan penumpangnya? Gak ada
jaminan buat kita selamat. Tapi kendaraan yang namanya Qurban, jaminan kesalamatan
bagi kita nyebrang jembatan Shirathal Mustaqim yang dalam kitab Safinah
jaraknya 5.000 tahun, jembatan Shirathal Mustaqim itu jembatan yang dibawahnya
api neraka.
Rasulullah
SAW bersabda yang artinya : “Barangsiapa yang memiliki keluasan harta dan tidak
menyembelih hewan qurban, maka janganlah mendekati tempat shalat kami.”[2]
Jadi
kalo disini (di dunia) kita ngga qurban, disana (akhirat) kita jadi korban. Mau
jalan kaki di shirath? “ Ah ngga Ustadz, gampang, numpang aja sama tetangga,
bonceng”. Ga ada bocengan disana. Disana (akhirat) ga ada yang saling kenal,
satu sama lain masing-masing. Kalo kita ga punya persiapan sendiri, kita akan
susah.
Bu,
tuh gelang jual, beliin kambing! Ntar ga bakal bisa naik gelang di akhirat,
kalo dibeliin kambing (buat qurban) bisa selamat nanti diakhirat. Orang aja ke
pasar naik kendaraan, yang enak yang bagus, biar bisa sampe dengan cepat. Kita di dunia ini sementara, di Akhirat nanti
selamanya. Kalo ngga dipikirin dari sekarang, kapan mau mikirinnye? Yuk pikirin yuk, yaudah Wassalamu’alaikum Wr.
Wr.
3. Al-Ustadz Haidar
Kata
qurban berasal dari Qaruba-Yaqrubu-Qurbanan,
jadi untuk melahirkan ketaqwaan. Apa tujuan qurban? Supaya deket sama Allah. Bukan karena kambing nya gede,
bukan karena sapi nya limosin, orang qurban tapi sembahyang (sholat) ngga, tuh
qurban kemana larinya?
Tidak
akan sampai daging-daging qurban kalian, darah-darah qurban kalian, yang sampe
adalah ketaqwaan. Sehingga kalo kita qurban kalo tahun kemarin kita sudah mulai
mendekatkan diri kepada taqwa, makin tahun depan makin taqwa.
Yang
pertama ketika Allah berfirman ( yang artinya) Yaa bunaiya (permata hati yang
paling disayang) ayah bermimpi diperintahkan Allah untuk menyembelih engkau,
bagaimana pendapat engkau? Untung anaknya Nabi Ismail a.s., coba kalo anak yang
disuruh dipotong model-model kayak kita, dijawab : Yaah.. abah aja deh yang
tua-an dikit bah, masa gua masih muda dipotong..
Tapi
Nabi Ismail a.s. jawab : Ya ayah kerjakan apa yang diperintahkan, Insya Allah
saya jadi orang yang sabar, disini tauhid yang main.
Kita
juga motong kambing ada adabnya, pisau nya yang tajam, sunnahnya hadapin (hewan
qurbannya ke arah) kiblat, kambing (hewan qurban yang disembelih dan yang belum
disembelih) jangan disatuin, yang jauh nempatinnya.
4. Al Habib Alwi bin Abdurrahman Al Habsyi
Pagi
hari ini kita mendengarkan ajaran, tuntunan, bimbingan tentang bagaimana kita
berqurban karena Allah SWT. Apalagi berqurban tersebut dianjurkan di hari-hari
yang penuh keutamaan, bertepatan di Hari Raya idul Adha, hari ke-10 daripada
bulan Dzulhijjah.
(Dalan
Q.S. Al fajr ayat 1-2 disebutkan yang artinya) Demi Waktu Fajar. Dan Demi 10
hari awal daripada bulan Dzulhijjah yang isinya luar biasa keutamaan Allah
letakkan didalamnya. Ada puasa Tarwiyah tepatnya tanggal 8 Dzulhijjah yang kata
Nabi (Muhammad SAW) dalam sebagian hadits diriwayatkan (yang artinya) Bisa
mengampuni dosa 1 tahun. Lalu setelah itu ada Hari Arafah tanggal 9
(Dzulhijjah) yang kata Nabi (Muhammad SAW) dalam haditsnya riwayat Tirmidzi
(yang artinya) Bisa menghapus dosa 2 tahun (dosa 1 tahun sebelumnya dan 1 tahun
setelahnya). Jadi puasa tarwiyah (menhapus dosa) 1 tahun, puasa arafah
(menhapus dosa) 2 tahun dosa kita diampuni Allah ta’ala. Mudah-mudahan Allah
memberi kesempatan kepada kita bisa melaksanakan ibadah puasa-puasa sunnah
tersebut, aamiin.
Sampai
pada hari raya Idul Adha, Allah kasih kepada kita kemurahan rizki usahakan kita
berqurban, tergantung kemampuan kita bisa berqurban kambing ya kambing, andai
kata ada rizkinya lebih mau qurban sapi, alhamdulillah, atau patungan 7
orang (berqurban) 1 sapi. Tapi intinya ikhlas karena Allah, yang Allah harap
ketaqwaan kita.
Jangan
sampai orang punya duit, bisa berqurban, gak mau berqurban. Ini namanya orang
pelit. Siapa orang punya kelebihan harta, kemampuan berqurban, tapi ogah-ogahan
atau dia berqurbannya karena terpaksa , nauzubillahimindzalik, kata Nabi
orang itu jangan sekali-kali mendekati mushola (tempat sholat) ku, kata
Rasulullah SAW.
Padahal
tadi kita mendengar bagaimana intisari daripada qurban, bukan hanya dipotong
atau disembelih itu hewan qurban, tapi pengorbanan hati, jiwa, raga kita
berqurban untuk Allah SWT. Supaya orang lain yang kelaparan bisa makan daging
qurban tersebut dari kaum muslimin. Oleh karena itu pelajaran yang selalu kita
dengar jika hari raya qurban itu, peristiwa tentang Nabi Ibrahim dengan
putranya Nabi Ismail.
Kita
lihat Nabi Ibrahim, udah lama mau punya anak, setelah punya anak, tiba- tiba
disuruh disembelih untuk Allah. Sampai Nabi Ibrahim berkata kepada istrinya ; “Wahai
istriku mandiin anak kita, kasih baju yang bagus, kasih minyak rambut, kasih
wewangian, saya mau ajak jalan biar rapi pakaiannya”, (padahal mau dipotong).
Ditangan udah megang pisau dan tali untuk menyembelih anaknya. Ketika lagi
jalan berdua dengan Nabi Ismail, Iblis berbisik : “Hai Ibrahim sadar gak kamu?
Anak kamu yang tampan, gagah, hebat, akhlaknya bagus mau kamu potong?”. Ini
perintah dari Allah SWT, jawab Nabi Ibrahim. Kemudian Iblis bisikin Siti Hajar
istrinya Nabi Ibrahim, “Kamu tidak sadar mandiin anak kamu, jalan sama suami
kamu, itu lihat dia bawa pisau dan tali untuk menyembelih anak kamu yang
katanya perintah dari Allah?”. Apa jawaban seorang istri yang dididik oleh
seorang suami yang bijak? “Kalo itu perintah dari Allah, silahkan saja” jawab
Siti Hajar. Seorang anak kecil, sebagian riwayat mengatakan sudah dewasa, mau
dipotong dan dia tau, Nabi Ismail
dibisikin sama Iblis, dia (Nabi Ismail) gak banyak bicara, ditumpuk itu iblis
dengan batu.
Dan
ketika mau disembelih, apa kata Nabi Ismail? : “Kalo mau potong saya, silahkan,
tapi wasiat saya dengarkan dahulu.” Apa? “Ikat dulu tangan dan kaki saya, agar
saya gak berontak, nanti gangu ketika ayah potong saya” , kemudian “Muka saya
ditutup, agar ketika ayah potong gak liat muka saya.” kemudian “Ini lengan baju
ayah saya gulung dulu, agar tidak kena cipratan darah, nanti pahala saya
berkurang, dan nanti kalo ibu lihat jadi sedih.” Kemudian ” Kalo ayah dan ibu
lihat anak kecil jangan dibayangin, nanti mirip seperti saya, nanti bertambah kesedihannya.”
Sampai
ketika Nabi Ismail mau dipotong berkata : “Wahai ayah, kain yang tadi saya
suruh ikat, sekarang buka saja ikatannya, agar semua malaikat di langit
menyaksikan anaknya Nabi (Ibrahim) tunduk patuh akan perintah orang tua dan
perintah Allah.”
Sampai
dipotong tadi, dicoba berkali-kali gak bisa, akhirnya itu pisau berbicara :
“Kamu suruh aku potong, tapi Allah larang aku memotong dia”.
Saudara
pelajaran yang luar biasa dengan adanya Hari Raya Idul Qurban besok, yang
pertama kita dianjurkan untuk berqurban untuk Allah, bisikan Setan selalu
menggoda : “nanti harta kamu habis, duit kamu berkurang”. Tapi sesungguhnya Allah
telah mempersiapkan rizki yang begitu berlimpah untuk orang yang berqurban
untuk Allah. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
5. Habib Ahmad bin Novel bin Salim bin Jindan
Allah
berfirman, (menyebut QS Al Fajr ayat 1-3) Demi Fajar, ulama menyebutkan bahwa
Allah SWT tidak bersumpah dengan sesuatu, melainkan sesuatu tersebut adalah
sesuatu yang besar di mata Allah SWT. Dan di dalam ayat ini Allah bersumpah
demi waktu fajar, waktu dimana turunnya rahmat dari Allah SWT, sehingga Allah
bersumpah demi waktu fajar.
Para
ahli tafsir, mereka menyatakan bahwa yang dimaksud dengan fajar dalam ayat ini,
mereka memberikan tafsiran yang berbagai macam. Ada yang mengatakan waktu fajar
ini adalah waktu fajar dimana setiap hari kita melaksanakan shalat subuh, dan
beberapa yang lain menyatakan yang dimaksud dalam fajar di ayat ini adalah
fajar di hari Arafah. Dimana fajar di hari Arafah adalah fajar dimana terbitnya
hari yang agung dimana Allah mengampuni seluruh hamba-hambaNya yang tidak
menyekutukan Allah SWT. Dan para tafsir yang lainnya menyebut bahwa fajar yang
dimaksud adalah fajar di hari Idul Adha.
Adapun
(menyebut QS Al Fajr ayat 2) malam-malam yang kesepuluh adalah sepuluh malam
pertama dari bulan Dzulhijjah. (menyebut QS Al Fajr ayat 3) Dan demi yang genap
dan yang ganjil. Didalam riwayat disebutkan Al Imam Ibnu Rajab Al Hambali
beliau menyebutkan dalam kitabnya yang dikutip dari hadits Nabi Muhammad SAW
bahwa yang dimaksud dengan ”yang genap” disini adalah Hari Raya Idul Adha,
sebab hari raya jatuhnya pada hari genap,
tanggal 10 dan “yang ganjil” adalah hari Arafah, sebab jatuhnya pada hari
ganjil, tanggal 9 (Dzulhijjah).
Yang
intinya, 10 hari ini adalah hari yang agung di mata Allah SWT, hingga di dalam
hadits yang shahih Rasulullah SAW, beliau bersabda (menyebutkan hadits yang
artinya) : ”Tidak ada hari-hari yang lebih disukai oleh Allah SWT dan tidak ada
amal ibadah yang dilakukan oleh seseorang di suatu hari, lebih disukai oleh
Allah daripada 10 hari dari bulan Dzulhijjah”. Sehingga di dalam hadits ini dinyatakan
bahwa 10 hari ini merupakan hari yang sangat dicintai oleh Allah SWT.
Sebagaimana apabila seseorang diantara kita ingin beribadah, hendaknya ia
memperbanyak ibadah di hari-hari yang 10 ini karena Allah sangat menyukai dari
hambaNya ketika beribadah dihari yang 10 ini.
Hingga
Nabi Muhammad SAW menegaskan didalam hadits tersebut, yang diriwayatkan oleh
Imam Bukhari Muslim dan para muhaditsin yang lainnya menyatakan, “Lanjutkan!”
(menyebutkan hadits yang artinya): “Karena itu perbanyaklah untuk bertahlil,
bertahmid, dan berdzikir kepada Allah SWT
sebab 10 hari ini hari-harinya untuk bertahlil, bertahmid, dan berdzikir
kepada Allah SWT.”
Dalam
riwayat yang diriwayatkan oleh Imam Baihaki dan Ibnu Majah, Dilanjutkan lagi
(yang artinya) : ”Bahwa puasa 1 hari dari hari-hari 10 tersebut itu pahalanya
seperti puasa 1 tahun, dan amal ibadah pahalanya dilipat gandakan menjadi 700
kali lipat.” Masya Allah. Karena itu perbanyaklah amal ibadah
dihari-hari yang agung ini, siapa diantara kita yang ingin berpuasa, hendaklah
ia berpuasa. Dan secara khusus di bulan Dzulhijjah yang 10 hari ini, diantara
kita yang mampu berpuasa banyak silahkan, 9 hari di bulan Dzulhijjah, sebab di
hari ke- 10 gak ada puasa, dan dihari ke 11, 12, 13 gak ada puasa.
Ditanya
Rasulullah SAW oleh para sahabatnya, sebagaimana disebutkan dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim, hadits yang shahih dari sahabat Rasulullah SAW
(menyebutkan hadits yang artinya) Beliau mengatakan ketika ditanya tentang
puasa di hari Arafah : ”Bahwa puasa
dihari arafah menggugurkan dosa-dosa dari 1 tahun yang lalu dan 1 tahun yang
akan datang.”
Ulama
mengatakan bahwa didalam ini hadits, terdapat 2 kabar gembira dari Allah bagi
mereka yang melakukan puasa di hari Arafah, yang pertama : Dosa 2 tahun
diampuni oleh Allah SWT dan kabar gembira yang kedua adalah usianya
dipanjangkan oleh Allah hingga menjumpai hari Arafah di tahun yang akan datang.
Kenapa? Dalam hadits tidak disebutkan, tapi diisyaratkan oleh Rasulullah. Apa
itu isyaratnya? Rasulullah mengatakan berpuasa di hari Arafah diampuni 2 tahun dosanya,
diampuni 1 tahun yang lalu dan 1 tahun yang akan datang, lalu bagaimana mau
diampuni dosa 1 tahun yang akan datang jika ia tidak hidup? Artinya orang yang
puasa dihari Arafah diampuni dosa yang telah lalu 1 tahun dan 1 tahun yang akan
datang, artinya dia akan hidup hingga 1 tahun yang akan datang untuk diampuni
dosa-dosanya oleh Allah SWT. Kalo bosan hidup ga puasa gapapa, tapi kalo yang
masih mau panjang umur hendaknya ia berpuasa di hari Arafah.
Kemudian
di hari arafah, sebagaimana saudara-saudara kita mereka berwukuf di Padang
Arafah berharap anugerah dan karunia Allah SWT , ketahuilah bahwa karunia Allah
tidak bisa dibatasi dengan waktu dan tempat. Namun karunia Allah akan diberikan
kepada mereka yang bersimpuh di pintu Allah SWT. Sehingga dihari tersebut, tidak
ada salahnya jika kita duduk, berdzikir kepada Allah dan berharap kepada Allah
; “Yaa Rab, sebagaimana engkau turunkan anugerahMu kepada mereka yang berwukuf
di Padang Arafah, turunkan kepada kami sekalian anugerahMu itu”
Dulu
sahabat, sayyiduna Ibnu Abbas r.a. , beliau ketika dihari arafah ketika beliau
tidak mampu pergi haji, beliau di Kuffah berkumpul di masjid bersama beberapa
orang untuk berdzikir kepada Allah dan berdo’a agar Allah turunkan kepada
mereka anugerah, sebagaimana Allah turunkan kepada orang-orang yang pergi haji
di padang arafah.
Kemudian
tentang qurban, ketika kita ingin
berqurban, bagi setiap orang yang memiliki tekad untuk berqurban di hari raya,
maka dianjurkan untuk tidak potong kuku, potong rambut, atau bagian apapun dari
tubuhnya sebelum dia menyembelih qurbannya. Sebab saat dia menyembelih hewan
qurbannya, tetesan darah pertama yang menyentuh ke tanah dari qurban yang ia
sembelih, saat itu seluruh dosanya diampuni oleh Allah SWT. Sehingga dianjurkan , dikatakan dalam sebuah
hadits yang shahih diriwayatkan oleh Al Imam Muslim, Nabi (Muhammad SAW) bilang
begitu, jangan potong kuku, jangan potong rambut, dari sejak awal Dzulhijjah,
supaya apa? Supaya ketika menyembelih qurban dosa kita seluruhnya dari bagian
terkecil tubuh kita diampuni oleh Allah SWT.
Selanjutnya
yang perlu diperhatikan saat berqurban adalah orang yang berqurban hendaknya ia
menyembelih sendiri. “Habib saya ga mampu (menyembelih sendiri, red)” kalo ga
mampu maka silahkan dia minta tolong sama tukang potong. Dan daging qurban
dalam madzhab Imam Syafi’i dibagi 2, ada qurban wajib dan qurban sunnah. Qurban
wajib adalah qurban yang dinazarkan atau qurban yang diniatkan untuk orang yang
telah meninggal dunia, seluruh bagian tubuh qurban termasuk kepala, kulit, dsb
harus dibagikan kepada fakir miskin , orang yang berqurban tidak boleh
menikmati. Adapun qurban yang sunnah artinya qurban yang tidak dinadzarkan atau
untuk orang yang hidup, maka pembagian dagingnya wajib dibagikan kepada fakir
miskin walaupun sedikit dari dagingnya. Dari daging, bukan dari gaji atau
lainnya, dari dagingnya.
Kemuadian
terakhir, daging qurban hanya boleh dibagikan kepada orang muslim, untuk orang
non-muslim tidak boleh menerima daging qurban. Kenapa? Sebab inilah peraturan
Allah. Urusan qurban urusan ibadah, ibadah urusan dia agama dia, urusan kita
agama kita. Ulama mengatakan, daging qurban adalah hadiah atau jamuan dari
Allah di Hari Raya untuk sekalian hambaNya yang beriman, karena itu tidak boleh
diberikan kepada orang-orang non-muslim.
Mudah-mudahan
kita dibimbing oleh Allah SWT, diberikan taufiq oleh Allah SWT, Washolallah
‘ala sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummy wa ‘ala alihi washohbihi wasallam,
Walhamdulillahirabbil ‘alamiin. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar