.:: Selamat Datang di mrsaputra96.blogspot.com, Semoga isi dari blog ini bermanfaat bagi anda ::.

Jumat, 25 September 2015

Catatan Majelis Ta'lim (20 Sept 2015/7 Dzulhijjah 1436 H)


         Melanjutkan pelajaran dari minggu lalu dalam pembahasan kitab “Nashaihud Diniyah”, Minggu 20 September 2015/7 Dzulhijjah 1436 H,  Majelis Ta’lim Habib Ali Al Habsyi (Kwitang) membahas tentang dzikir dan do’a serta pembahasan tentang penyelenggaraan ibadah sunnah Qurban (karena menjelang perayaan Hari Idul Adha 10 Dzulhijjah 1436 H).



1.    Al Habib Ali bin Abdurrahman bin Muhammad bin Ali Al Habsyi
Dzikir adalah mengingat Allah SWT, dzikir itu mencegah kita melakukan hal yang dimurkai oleh Allah SWT atau menghindari kita agar tidak terjerumus dalam kemaksiatan. Dzikir itu ada 2 macam, yang pertama dzikir bil qolbi (dzikir dalam hati) dan yang terakhir dzikir bil lisan (dzikir dengan ucapan).
Dzikir bil qolbi itu tidak ada larangan tempat, dimana saja boleh karena di dalam hati. Kalau dzikir bil lisan itu ada aturannya, tidak boleh di tempat najis seperti di dalam kamar mandi, atau wanita yang sedang haid, atau lelaki dan wanita yang sedang junub atau membaca sesuatu yang diambil dari Alqur’an.
Dzikir itu membuat hati kita menjadi tenang, sebagaimana dalam Al-Qur’an, QS Ar-Ra’d ayat 28 yang artinya : “...Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram (tenang).” Dan dengan mengingat Allah, maka Allah pun akan mengingat kita, sebagaimana dalam QS Al Baqarah ayat 152 yang artinya : “...Ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.”
Dzikir itu banyak manfaatnya serta keutamaannya. Termasuk jalan yang terbaik dan utama untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Selanjutnya kita akan membahas sedikit mengupas tentang ibadah puasa di bulan Dzulhijjah ini, yang merupakan salah satu ibadah yang utama selain dari ibadah Haji yaitu Puasa di hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah) dan di hari Arafah (9 Dzulhijjah) kemudian ibadah sunnah berqurban (menyembelih hewan qurban). Agar bertambah ilmu dan wawasan kita dan apa yang kita dapatkan disini kita jadikan bekal untuk lebih mendekatkan diri kita kepada Allah SWT.

2.    Al-Ustadz Yunus
Qurban ini perintah Allah SWT,  walaupun hukumnya sunnah tapi ada sanksi dari Allah bagi orang mampu yang tidak mau berqurban.  Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Besarkanlah (baguskan) hewan qurban kalian, karena sesungguhnya hewan itu akan menjadi kendaraan kalian di atas shirath (jembatan di atas neraka).”[1]
Bapak Ibu ke Kwitang naik apa? Artinya kendaraan yang kita gunakan, kita beli kendaraan yang bagus. Ada yang beli mobil anti peluru, ada jaminan gak tuh naik mobil yang begitu (mobil anti peluru) bagi keselamatan penumpangnya? Gak ada jaminan buat kita selamat. Tapi kendaraan yang namanya Qurban, jaminan kesalamatan bagi kita nyebrang jembatan Shirathal Mustaqim yang dalam kitab Safinah jaraknya 5.000 tahun, jembatan Shirathal Mustaqim itu jembatan yang dibawahnya api neraka.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Barangsiapa yang memiliki keluasan harta dan tidak menyembelih hewan qurban, maka janganlah mendekati tempat shalat kami.”[2]
Jadi kalo disini (di dunia) kita ngga qurban, disana (akhirat) kita jadi korban. Mau jalan kaki di shirath? “ Ah ngga Ustadz, gampang, numpang aja sama tetangga, bonceng”. Ga ada bocengan disana. Disana (akhirat) ga ada yang saling kenal, satu sama lain masing-masing. Kalo kita ga punya persiapan sendiri, kita akan susah.
Bu, tuh gelang jual, beliin kambing! Ntar ga bakal bisa naik gelang di akhirat, kalo dibeliin kambing (buat qurban) bisa selamat nanti diakhirat. Orang aja ke pasar naik kendaraan, yang enak yang bagus, biar bisa sampe dengan cepat.  Kita di dunia ini sementara, di Akhirat nanti selamanya. Kalo ngga dipikirin dari sekarang, kapan mau mikirinnye?  Yuk pikirin yuk, yaudah Wassalamu’alaikum Wr. Wr.

3.    Al-Ustadz Haidar
Kata qurban berasal dari  Qaruba-Yaqrubu-Qurbanan, jadi untuk melahirkan ketaqwaan. Apa tujuan qurban? Supaya deket  sama Allah. Bukan karena kambing nya gede, bukan karena sapi nya limosin, orang qurban tapi sembahyang (sholat) ngga, tuh qurban kemana larinya?
Tidak akan sampai daging-daging qurban kalian, darah-darah qurban kalian, yang sampe adalah ketaqwaan. Sehingga kalo kita qurban kalo tahun kemarin kita sudah mulai mendekatkan diri kepada taqwa, makin tahun depan makin taqwa.
Yang pertama ketika Allah berfirman ( yang artinya) Yaa bunaiya (permata hati yang paling disayang) ayah bermimpi diperintahkan Allah untuk menyembelih engkau, bagaimana pendapat engkau? Untung anaknya Nabi Ismail a.s., coba kalo anak yang disuruh dipotong model-model kayak kita, dijawab : Yaah.. abah aja deh yang tua-an dikit bah, masa gua masih muda dipotong..
Tapi Nabi Ismail a.s. jawab : Ya ayah kerjakan apa yang diperintahkan, Insya Allah saya jadi orang yang sabar, disini tauhid yang main.
Kita juga motong kambing ada adabnya, pisau nya yang tajam, sunnahnya hadapin (hewan qurbannya ke arah) kiblat, kambing (hewan qurban yang disembelih dan yang belum disembelih) jangan disatuin, yang jauh nempatinnya.

4.    Al Habib Alwi bin Abdurrahman Al Habsyi
Pagi hari ini kita mendengarkan ajaran, tuntunan, bimbingan tentang bagaimana kita berqurban karena Allah SWT. Apalagi berqurban tersebut dianjurkan di hari-hari yang penuh keutamaan, bertepatan di Hari Raya idul Adha, hari ke-10 daripada bulan Dzulhijjah.
(Dalan Q.S. Al fajr ayat 1-2 disebutkan yang artinya) Demi Waktu Fajar. Dan Demi 10 hari awal daripada bulan Dzulhijjah yang isinya luar biasa keutamaan Allah letakkan didalamnya. Ada puasa Tarwiyah tepatnya tanggal 8 Dzulhijjah yang kata Nabi (Muhammad SAW) dalam sebagian hadits diriwayatkan (yang artinya) Bisa mengampuni dosa 1 tahun. Lalu setelah itu ada Hari Arafah tanggal 9 (Dzulhijjah) yang kata Nabi (Muhammad SAW) dalam haditsnya riwayat Tirmidzi (yang artinya) Bisa menghapus dosa 2 tahun (dosa 1 tahun sebelumnya dan 1 tahun setelahnya). Jadi puasa tarwiyah (menhapus dosa) 1 tahun, puasa arafah (menhapus dosa) 2 tahun dosa kita diampuni Allah ta’ala. Mudah-mudahan Allah memberi kesempatan kepada kita bisa melaksanakan ibadah puasa-puasa sunnah tersebut, aamiin.
Sampai pada hari raya Idul Adha, Allah kasih kepada kita kemurahan rizki usahakan kita berqurban, tergantung kemampuan kita bisa berqurban kambing ya kambing, andai kata ada rizkinya lebih mau qurban sapi, alhamdulillah, atau patungan 7 orang (berqurban) 1 sapi. Tapi intinya ikhlas karena Allah, yang Allah harap ketaqwaan kita.
Jangan sampai orang punya duit, bisa berqurban, gak mau berqurban. Ini namanya orang pelit. Siapa orang punya kelebihan harta, kemampuan berqurban, tapi ogah-ogahan atau dia berqurbannya karena terpaksa , nauzubillahimindzalik, kata Nabi orang itu jangan sekali-kali mendekati mushola (tempat sholat) ku, kata Rasulullah SAW.
Padahal tadi kita mendengar bagaimana intisari daripada qurban, bukan hanya dipotong atau disembelih itu hewan qurban, tapi pengorbanan hati, jiwa, raga kita berqurban untuk Allah SWT. Supaya orang lain yang kelaparan bisa makan daging qurban tersebut dari kaum muslimin. Oleh karena itu pelajaran yang selalu kita dengar jika hari raya qurban itu, peristiwa tentang Nabi Ibrahim dengan putranya Nabi Ismail.
Kita lihat Nabi Ibrahim, udah lama mau punya anak, setelah punya anak, tiba- tiba disuruh disembelih untuk Allah. Sampai Nabi Ibrahim berkata kepada istrinya ; “Wahai istriku mandiin anak kita, kasih baju yang bagus, kasih minyak rambut, kasih wewangian, saya mau ajak jalan biar rapi pakaiannya”, (padahal mau dipotong). Ditangan udah megang pisau dan tali untuk menyembelih anaknya. Ketika lagi jalan berdua dengan Nabi Ismail, Iblis berbisik : “Hai Ibrahim sadar gak kamu? Anak kamu yang tampan, gagah, hebat, akhlaknya bagus mau kamu potong?”. Ini perintah dari Allah SWT, jawab Nabi Ibrahim. Kemudian Iblis bisikin Siti Hajar istrinya Nabi Ibrahim, “Kamu tidak sadar mandiin anak kamu, jalan sama suami kamu, itu lihat dia bawa pisau dan tali untuk menyembelih anak kamu yang katanya perintah dari Allah?”. Apa jawaban seorang istri yang dididik oleh seorang suami yang bijak? “Kalo itu perintah dari Allah, silahkan saja” jawab Siti Hajar. Seorang anak kecil, sebagian riwayat mengatakan sudah dewasa, mau dipotong  dan dia tau, Nabi Ismail dibisikin sama Iblis, dia (Nabi Ismail) gak banyak bicara, ditumpuk itu iblis dengan batu.
Dan ketika mau disembelih, apa kata Nabi Ismail? : “Kalo mau potong saya, silahkan, tapi wasiat saya dengarkan dahulu.” Apa? “Ikat dulu tangan dan kaki saya, agar saya gak berontak, nanti gangu ketika ayah potong saya” , kemudian “Muka saya ditutup, agar ketika ayah potong gak liat muka saya.” kemudian “Ini lengan baju ayah saya gulung dulu, agar tidak kena cipratan darah, nanti pahala saya berkurang, dan nanti kalo ibu lihat jadi sedih.” Kemudian ” Kalo ayah dan ibu lihat anak kecil jangan dibayangin, nanti mirip seperti  saya, nanti bertambah kesedihannya.”
Sampai ketika Nabi Ismail mau dipotong berkata : “Wahai ayah, kain yang tadi saya suruh ikat, sekarang buka saja ikatannya, agar semua malaikat di langit menyaksikan anaknya Nabi (Ibrahim) tunduk patuh akan perintah orang tua dan perintah Allah.”
Sampai dipotong tadi, dicoba berkali-kali gak bisa, akhirnya itu pisau berbicara : “Kamu suruh aku potong, tapi Allah larang aku memotong dia”.
Saudara pelajaran yang luar biasa dengan adanya Hari Raya Idul Qurban besok, yang pertama kita dianjurkan untuk berqurban untuk Allah, bisikan Setan selalu menggoda : “nanti harta kamu habis, duit kamu berkurang”. Tapi sesungguhnya Allah telah mempersiapkan rizki yang begitu berlimpah untuk orang yang berqurban untuk Allah. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

5.    Habib Ahmad bin Novel bin Salim bin Jindan
Allah berfirman, (menyebut QS Al Fajr ayat 1-3) Demi Fajar, ulama menyebutkan bahwa Allah SWT tidak bersumpah dengan sesuatu, melainkan sesuatu tersebut adalah sesuatu yang besar di mata Allah SWT. Dan di dalam ayat ini Allah bersumpah demi waktu fajar, waktu dimana turunnya rahmat dari Allah SWT, sehingga Allah bersumpah demi waktu fajar.
Para ahli tafsir, mereka menyatakan bahwa yang dimaksud dengan fajar dalam ayat ini, mereka memberikan tafsiran yang berbagai macam. Ada yang mengatakan waktu fajar ini adalah waktu fajar dimana setiap hari kita melaksanakan shalat subuh, dan beberapa yang lain menyatakan yang dimaksud dalam fajar di ayat ini adalah fajar di hari Arafah. Dimana fajar di hari Arafah adalah fajar dimana terbitnya hari yang agung dimana Allah mengampuni seluruh hamba-hambaNya yang tidak menyekutukan Allah SWT. Dan para tafsir yang lainnya menyebut bahwa fajar yang dimaksud adalah fajar di hari Idul Adha.
Adapun (menyebut QS Al Fajr ayat 2) malam-malam yang kesepuluh adalah sepuluh malam pertama dari bulan Dzulhijjah. (menyebut QS Al Fajr ayat 3) Dan demi yang genap dan yang ganjil. Didalam riwayat disebutkan Al Imam Ibnu Rajab Al Hambali beliau menyebutkan dalam kitabnya yang dikutip dari hadits Nabi Muhammad SAW bahwa yang dimaksud dengan ”yang genap” disini adalah Hari Raya Idul Adha, sebab hari raya  jatuhnya pada hari genap, tanggal 10 dan “yang ganjil” adalah hari Arafah, sebab jatuhnya pada hari ganjil, tanggal 9 (Dzulhijjah).
Yang intinya, 10 hari ini adalah hari yang agung di mata Allah SWT, hingga di dalam hadits yang shahih Rasulullah SAW, beliau bersabda (menyebutkan hadits yang artinya) : ”Tidak ada hari-hari yang lebih disukai oleh Allah SWT dan tidak ada amal ibadah yang dilakukan oleh seseorang di suatu hari, lebih disukai oleh Allah daripada 10 hari dari bulan Dzulhijjah”. Sehingga di dalam hadits ini dinyatakan bahwa 10 hari ini merupakan hari yang sangat dicintai oleh Allah SWT. Sebagaimana apabila seseorang diantara kita ingin beribadah, hendaknya ia memperbanyak ibadah di hari-hari yang 10 ini karena Allah sangat menyukai dari hambaNya ketika beribadah dihari yang 10 ini.
Hingga Nabi Muhammad SAW menegaskan didalam hadits tersebut, yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari Muslim dan para muhaditsin yang lainnya menyatakan, “Lanjutkan!” (menyebutkan hadits yang artinya): “Karena itu perbanyaklah untuk bertahlil, bertahmid, dan berdzikir kepada Allah SWT  sebab 10 hari ini hari-harinya untuk bertahlil, bertahmid, dan berdzikir kepada Allah SWT.”
Dalam riwayat yang diriwayatkan oleh Imam Baihaki dan Ibnu Majah, Dilanjutkan lagi (yang artinya) : ”Bahwa puasa 1 hari dari hari-hari 10 tersebut itu pahalanya seperti puasa 1 tahun, dan amal ibadah pahalanya dilipat gandakan menjadi 700 kali lipat.” Masya Allah. Karena itu perbanyaklah amal ibadah dihari-hari yang agung ini, siapa diantara kita yang ingin berpuasa, hendaklah ia berpuasa. Dan secara khusus di bulan Dzulhijjah yang 10 hari ini, diantara kita yang mampu berpuasa banyak silahkan, 9 hari di bulan Dzulhijjah, sebab di hari ke- 10 gak ada puasa, dan dihari ke 11, 12, 13 gak ada puasa.
Ditanya Rasulullah SAW oleh para sahabatnya, sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, hadits yang shahih dari sahabat Rasulullah SAW (menyebutkan hadits yang artinya) Beliau mengatakan ketika ditanya tentang puasa di hari Arafah :  ”Bahwa puasa dihari arafah menggugurkan dosa-dosa dari 1 tahun yang lalu dan 1 tahun yang akan datang.”
Ulama mengatakan bahwa didalam ini hadits, terdapat 2 kabar gembira dari Allah bagi mereka yang melakukan puasa di hari Arafah, yang pertama : Dosa 2 tahun diampuni oleh Allah SWT dan kabar gembira yang kedua adalah usianya dipanjangkan oleh Allah hingga menjumpai hari Arafah di tahun yang akan datang. Kenapa? Dalam hadits tidak disebutkan, tapi diisyaratkan oleh Rasulullah. Apa itu isyaratnya? Rasulullah mengatakan berpuasa di hari Arafah diampuni 2 tahun dosanya, diampuni 1 tahun yang lalu dan 1 tahun yang akan datang, lalu bagaimana mau diampuni dosa 1 tahun yang akan datang jika ia tidak hidup? Artinya orang yang puasa dihari Arafah diampuni dosa yang telah lalu 1 tahun dan 1 tahun yang akan datang, artinya dia akan hidup hingga 1 tahun yang akan datang untuk diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT. Kalo bosan hidup ga puasa gapapa, tapi kalo yang masih mau panjang umur hendaknya ia berpuasa di hari Arafah.
Kemudian di hari arafah, sebagaimana saudara-saudara kita mereka berwukuf di Padang Arafah berharap anugerah dan karunia Allah SWT , ketahuilah bahwa karunia Allah tidak bisa dibatasi dengan waktu dan tempat. Namun karunia Allah akan diberikan kepada mereka yang bersimpuh di pintu Allah SWT. Sehingga dihari tersebut, tidak ada salahnya jika kita duduk, berdzikir kepada Allah dan berharap kepada Allah ; “Yaa Rab, sebagaimana engkau turunkan anugerahMu kepada mereka yang berwukuf di Padang Arafah, turunkan kepada kami sekalian anugerahMu itu”
Dulu sahabat, sayyiduna Ibnu Abbas r.a. , beliau ketika dihari arafah ketika beliau tidak mampu pergi haji, beliau di Kuffah berkumpul di masjid bersama beberapa orang untuk berdzikir kepada Allah dan berdo’a agar Allah turunkan kepada mereka anugerah, sebagaimana Allah turunkan kepada orang-orang yang pergi haji di padang arafah.
Kemudian tentang qurban,  ketika kita ingin berqurban, bagi setiap orang yang memiliki tekad untuk berqurban di hari raya, maka dianjurkan untuk tidak potong kuku, potong rambut, atau bagian apapun dari tubuhnya sebelum dia menyembelih qurbannya. Sebab saat dia menyembelih hewan qurbannya, tetesan darah pertama yang menyentuh ke tanah dari qurban yang ia sembelih, saat itu seluruh dosanya diampuni oleh Allah SWT.  Sehingga dianjurkan , dikatakan dalam sebuah hadits yang shahih diriwayatkan oleh Al Imam Muslim, Nabi (Muhammad SAW) bilang begitu, jangan potong kuku, jangan potong rambut, dari sejak awal Dzulhijjah, supaya apa? Supaya ketika menyembelih qurban dosa kita seluruhnya dari bagian terkecil tubuh kita diampuni oleh Allah SWT.
Selanjutnya yang perlu diperhatikan saat berqurban adalah orang yang berqurban hendaknya ia menyembelih sendiri. “Habib saya ga mampu (menyembelih sendiri, red)” kalo ga mampu maka silahkan dia minta tolong sama tukang potong. Dan daging qurban dalam madzhab Imam Syafi’i dibagi 2, ada qurban wajib dan qurban sunnah. Qurban wajib adalah qurban yang dinazarkan atau qurban yang diniatkan untuk orang yang telah meninggal dunia, seluruh bagian tubuh qurban termasuk kepala, kulit, dsb harus dibagikan kepada fakir miskin , orang yang berqurban tidak boleh menikmati. Adapun qurban yang sunnah artinya qurban yang tidak dinadzarkan atau untuk orang yang hidup, maka pembagian dagingnya wajib dibagikan kepada fakir miskin walaupun sedikit dari dagingnya. Dari daging, bukan dari gaji atau lainnya, dari dagingnya.
Kemuadian terakhir, daging qurban hanya boleh dibagikan kepada orang muslim, untuk orang non-muslim tidak boleh menerima daging qurban. Kenapa? Sebab inilah peraturan Allah. Urusan qurban urusan ibadah, ibadah urusan dia agama dia, urusan kita agama kita. Ulama mengatakan, daging qurban adalah hadiah atau jamuan dari Allah di Hari Raya untuk sekalian hambaNya yang beriman, karena itu tidak boleh diberikan kepada orang-orang non-muslim.
Mudah-mudahan kita dibimbing oleh Allah SWT, diberikan taufiq oleh Allah SWT, Washolallah ‘ala sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummy wa ‘ala alihi washohbihi wasallam, Walhamdulillahirabbil ‘alamiin. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.




[1] Hadits ini dalam Musnad Firdaus li Abi Manshur ad Dailami, akan tetapi dengan lafadz : Istafrihuu (pilihlah yang bagus) sebagai pengganti lafadz ‘Azhzhimuu (besarkanlah)
[2] HR Ibnu Majah dan Ahmad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar