.:: Selamat Datang di mrsaputra96.blogspot.com, Semoga isi dari blog ini bermanfaat bagi anda ::.

Rabu, 30 September 2015

Catatan Majelis Ta'lim (27 Sept. 2015/13 Dzulhijjah 1436 H)


27 September 2015/13 Dzulhijjah 1436 H, Dimuliakan majelis ini dengan Bismillahirrahmanirrahiim serta sholawat dan salam kepada junjungan kita, kecintaan kita, sayyidina Muhammad. Ya Rasulallah Salamun alaik, Ya Rofi’asyani waddaraji...


1. Al Habib Ali bin Abdurrahman bin Muhammad bin Ali Al Habsyi

Al Habib Ali bin Abdurrahman bin
Muhammad bin Ali Al Habsyi
Melanjutkan pelajaran minggu yang lalu, pada hari ini masih ada ada waktu bagi yang mau melaksanakan sunnah berqurban karena masih termasuk hari tasyrik. Pada hari Rabu yang lalu (hari Arafah), telah berlangsung puncak persatuan umat islam terbesar seluruh dunia di padang arafah. Mereka berkumpul baik dari negeri yang jauh maupun yang dekat, mereka semua berkumpul menerima panggilan Allah SWT atau bersama-sama melaksanakan ibadah haji, mereka bersujud dan berdo’a bersama dihadapan Allah SWT. Sampai Allah SWT menjelaskan bahwa pada hari itu banyak orang-orang yang diselamatkan dari api neraka, (menyebutkan sebuah hadits yang artinya) Rasulullah SAW bersabda: ”Tidak ada hari dengan intensitas yang lebih besar ketika Allah SWT membebaskan hambaNya dari api neraka kecuali pada hari Arafah”.  Dan pada hari Arafah itu Allah mendekat kepada hambaNya yang sedang melaksanakan ibadah haji, dan dibangga-banggakan mereka itu dihadapan para malaikatNya. Dan juga do’a pada hari Arafah yang kita lalui kemarin adalah do’a yang dikabulkan oleh Allah SWT, “Sebaik-baik do’a adalah do’a di hari Arafah”. Arafah adalah puncak daripada rukun ibadah haji. Tidak sah jika haji itu tidak ke Arafah, karena jika tidak ke arafah maka tidak mendapatkan pahala haji.
Kemarin kita mendengar kabar duka bahwa terjadi musibah lagi (sebelumnya terjadi musibah tewasnya beberapa jamaah haji akibat tertimba crane konstuksi di masjidil haram) di Mina, ketika orang-orang akan melempar jumrah dan memakan korban yang cukup banyak, sedikitnya ada 700 orang yang meninggal dunia. Kita do’akan agar Allah SWT menerima ibadah haji mereka, sebagaimana sabda Nabi SAW : “Barangsiapa yang pergi haji kemudian dia meninggal, maka Allah catatkan baginya pahala haji sampai dengan hari kiamat”. Semoga saudara-saudara kita yang sedang melaksanakan ibadah haji bisa menyempurnakan ibadah hajinya dengan baik, kembali ke tanah air dengan selamat, dan memperoleh haji yang mabrur, aamiin ya robbal ‘alamiin.
Hari ini kita masih membahas mengenai dzikrullah, berdzikir kepada Allah SWT. Dalil tentang dzikrullah ini cukup banyak dalam alqur’an, diantaranya ; (membacakan QS Ar-Ra’d ayat 28 yang artinya) “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram”. Dan Rasulullah SAW juga gemar berdzikir, (membacakan sebuah hadits yang artinya) “Tidak ada  amal daripada Bani Adam yang bisa menyelamatkan daripada api neraka kecuali dzikrullah”[1]. Dan ada pula hadits dari Abdillah Ibn Bisir bahwa Rasulullah telah banyak menjelaskan tentang syariat islam. Dan ia meminta satu amalan saja yang bisa dijadikan jaminan untuk memperoleh surgaNya Allah SWT. Kemuadian Rasulullah SAW bersabda :”Biasakan lidahmu selalu bergerak menyebut-nyebut Allah (dzikrullah)”[2].
Dalam hadits qudsi dijelaskan, Abu Hurairah r.a. berkata Rasulullah SAW bersabda: “Allah berfirman :”Aku berada pada prasangka hamba-Ku, Aku selalu bersamanya jika ia mengingat-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam  suatu kaum, maka Aku mengingatnya dalam suatu kaum yang lebih baik darinya, dan jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku mendekat kepadanya satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku mendekat padanya satu depa, jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan kaki, maka Aku akan datang kepadaNya dengan berlari”.
Kemudian ada lagi, Rasulullah SAW bersabda: “Maukah aku beritahu amalanmu yang terbaik. Yang paling tinggi dalam derajatmu. Paling bersih disisi Rabbmu serta lebih baik dari menerima emas dan perak dan lebih baik bagimu daripada berperang dengan musuhmu yang kamu potong lehernya atau mereka memotong lehermu? Para sahabat lalu menjawab “Ya” Rasulullah SAW menjawab “Zikrullah”[3].
Berdzikir itu bisa dilakukan dimana saja (sebagaimana firman Allah yang artinya) :”...Ingatlah kepada Allah di waktu berdiri, diwaktu duduk, dan diwaktu berbaring...”[4]. Intinya adalah kita mengingat perintah Allah, karena jika kita tidak mengingat perintah Allah maka akan banyak kemaksiatan atau hal-hal yang tidak disukai Allah yang kita kerjakan. Siapa yang lupa akan perintah-perintah Allah maka akan disediakan teman yang setia mendampinginya, yaitu setan.
Dan dijelaskan bahwa kiamat tidak akan datang kecuali orang-orang sudah lupa kepada Allah SWT. Dan lupa berdzikir kepada Allah. “Belum datang hari kiamat hingga tidak ada lagi dimuka bumi orang yang menyebut, “Allah, Allah.”[5]
Hadirin hadirat, semoga kita selalu ingat kepada Allah SWT dimanapun kita berada, agar kita dijauhkan dari perbuatan maksiat, perbuatan yang menentang Allah SWT. Agar hidup kita semakin tenang, kalo tenang insya Allah apapun bisa kita raih. Kehidupan akhirat bisa kita raih, apalagi kehidupan dunia. Mudah-mudahan bisa kita terapkan bersama didalam kehidupan kita sehari-hari.
Selanjutnya akan ada nasihat yang akan disampaikan oleh guru-guru kita yang lain, baik yang berkenaan dengan dzikrullah maupun berkenaan tentang qurban. Karena hari ini masih termasuk hari tasyrik, kita tidak boleh berpuasa di hari tasyrik, karena hari tasyrik itu adalah hari makan dan minum.

2. Al Ustadz Hafiz Lukman
Nabi Ibrahim do’a pada Allah, “Robbi habli minash sholihiin”, Rabbi Ya tuhanku, habli anugerahkan kepadaku, minash sholihiin dari keturunan yang sholeh. Anaknya belum ada (belum punya anak), tapi do’anya udah. Nabi Ibrahim belum dianugerahin anak, tapi do’anya udah disiapin. Makanya jangan kaget, begitu Nabi Ismail mau dipotong Nabi Ibrahim (atas perintah Allah SWT) nurut.  
Nabi Ibrahim dikisahkan dalam kitab Kishoshul Anbiya diceritakan istrinya empat, anaknya tiga belas. Jangan kaget, jangan nanya “kok boleh ustadz?” saya jawab “Nabi Ibrahim bukan Pegawai Negeri, kalo pegawai negeri susah”. Nabi Ibrahim empat bini (istri, bahasa betawi) anaknya tiga belas, nenek saya satu anaknya enam belas. Jaman dulu rumah deket empang, tv belum ada, antena apalagi, kata nenek saya “engkong (kakek, bahasa betawi) lu mah pinter, abis gua beranak (lahiran) dideketin, dibaein, dielus-elus, 2 bulan (kemudian) bunting (hamil, bahasa betawi) lagi”. Kalo malam takbiran nenek saya nangis, kalo malam takbiran anaknya kasih amplop, dateng yang lain kasih amplop lagi, tapi nenek saya nangis aja terus. Saya bilang “kenapa nek nangis terus?” nenek saya jawab “gue nyesel punya anak enam belas, coba dua puluh lima, banyak deh yang ngasih duit”. (*candaan ustadz hafiz kepada para jama’ah, sebagai selingan ceramah)
Kemuliaan Nabi Ibrahim setiap kedatangan tamu, ia sembelihkan hewan ternaknya. Suatu hari datang tamu dalam jumlah banyak, dipotongin sapi , dalam riwayat disebutkan Nabi Ibrahim sembelih sapi hingga 300 ekor untuk tamu. Tukang potong hewannya bilang begini “Nabi Ibrahim, kalo hewan ternaknya dipotong terus nanti habis, nanti kita susah”, Nabi Ibrahim jawab “Hai tukang potong, jangan ngomong begitu, ini hewan anugerah Allah, tamu yang datang kesini dituntun Allah, Aku memuliakan tamu berarti aku juga memuliakan Allah, engkau jangan ngomong begitu” lalu keluar sifat manusiawi Nabi Ibrahim dan berkata “Ini Ibrahim punya hati besar, jangankan Cuma hewan, andaikan, umpama, misalkan aku dikasih Allah anak lalu disuruh potong itu anak, akan aku potong anak itu”. Waktu bicara begitu Nabi Ibrahim belum punya anak. Omongan Nabi Ibrahim Allah dengar, dikasih anak lalu dikasih nama “Ismail”. Waktu berjalan, bulan berganti tahun, Ismail menjadi penyejuk jiwa orang tua. Tapi ujian Allah datang untuk menguji Nabi Ibrahim, tanggal 7 malam 8 Dzulhijjal beliau mimpi disuruh Allah potong Nabi Ismail, tanggal 8 Nabi Ibrahim memikirkan mimpi yang semalam hingga lupa makan dan minum, oleh karenanya (pada tanggal 8 Dzulhijjah) disunnahkan puasa tarwiyah. Tanggal 9 juga puasa (puasa arafah), tanggal 10 jangan puasa (karena hari raya idul adha). Pada keesokannya mimpi yang sama hingga 2 hari berturut-turut, kata Nabi Muhammad SAW “kalo Nabi mimpi itu tandanya wahyu”, wahyu adalah perintah Allah, mesti (harus) dikerjakan. Pada pagi hari tanggal 10 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim ambil tambang besar dan pisau tajam, lalu memanggil Nabi Ismail “Wahai anakku Ismail, penyejuk hati penenang jiwa, ayah mimpi disuruh Allah untuk menyembelihmu, apa pendapatmu nak?” Nabi Ismail jawab “Ayah, kalo itu perintah Allah, laksanakan”. Maka nangis Nabi Ibrahim, ”ayah sembelih engkau maka engkau mati nak, kita berpisah, ayah sedih” Nabi Ismail menjawab “ayah sedih di dunia, kita pisah di dunia, di akhirat, di surga kita bertemu”. Anak kecil bisa menjawab seperti (jawaban) orang dewasa, bukti pertanda didikan orang tua sangat berpengaruh.
Nabi Ibrahim beruntung punya anak Nabi Ismail, coba kalo sekarang kita ngomong sama anak kita, “lu nurut napa kayak Ismail, Ismail aja nurut sama bapaknya” tuh anak jawab “emang bapak Nabi Ibrahim? :p”. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

3. Al Habib Soleh bin Muchsin Al Habsyi
Cintai bangsa arab karena 3 ; 1. Karena Aku (Nabi Muhammad SAW) adalah orang arab, 2. Karena Al-Qur’an berbahasa arab, 3. Dan karena bahasa ahli surga adalah bahasa arab.

4. Al Habib Alwi bin Abdurrahman Al Habsyi
Hari ini kita menghadiri Majelis Kwitang, majelis yang agung, majelis yang dirintis oleh wali Allah, majelis yang dibawa oleh seseorang yang menghidupkan sunnah Rasulullah, yaitu Habib Ali. Demikian juga putranya Habib Muhammad, dan juga Habib Abdurrahman, dan demikian juga guru kita Habib Ali yang setiap minggunya mengajarkan kepada kita tiada lain tiada bukan menebar kasih sayang dan rahmat. Mudah-mudahan kita bisa mengambil hikmah dari apa yang diajarkan guru-guru kita semua.
Hari ini kita mendengar tentang dzikir. Tentang bagaimana kita dianjurkan dan diajarkan banyak berdzikir kepada Allah SWT. Karena dengan dzikir hati menjadi tenang. Kalo kita ngomongin orang kira-kira hati kita tenang atau tidak? Oleh karenanya kita diperintah untuk berdzikir.
Orang muslim itu yang orang lain diluar islam ia merasa senang/selamat dari mulutnya orang Islam, dari perbuatan orang Islam, dari tingkah lakunya orang Islam. Oleh karena itu dianjurkan orang muslim untuk senantiasa menjaga lisannya apalagi diisi dengan berdzikir kepada Allah.
Sayyidina Imam Abu Bakar Assidiq r.a. setiap hari meletakan batu didalam mulutnya. Kalo ada orang berbicara, apalagi orang bertanya tidak langsung menjawab, beliau memikirkan, kalo saya utarakan kalimat saya ini berguna atau tidak?, ucapan saya ini memberi manfaat untuk orang atau tidak?, sekiranya tidak bermanfaat, maka tetap itu batu didalam mulutnya tidak akan dikeluarkan. Sekiranya ada manfaatnya maka batu itu dikeluarkan, baru dijawab apa yang menjadi kewajiban dan tuntutan dalam agama Islam. Itulah sayyidina Abu Bakar Assidiq r.a.
Al Imam Malik bin Anas, beliau mengatakan andaikata ada orang bertanya kepada beliau atau kepada ulama siapapun, seyogyanya orang tersebut sebelum menjawab memikirkan Surga dan Neraka. Kalo betul jawabannya tempatnya surga, kalo salah ucapannya berarti tempatnya di neraka. Oleh karenanya kita dianjurkan untuk banyak berdzikir.
Al Imam Nawawi r.a. , orang yang begitu banyak berdzikir dan menimba ilmu, tidak membuang-buang waktu, sampai waktu makan pun tidak mau makan macam-macam kecuali hanya bubur, yang bisa langsung diminum, jangan sampai membuang waktu untuk hal yang tiada guna. Sampai jika beliau mau mandi, beliau panggil muridnya, “tolong kau bacakan kitab ini sekeras-kerasnya agar nanti saya didalam kamar mandi mendengarkan ilmu agama sedang diutarakan”. Saking menjaga waktunya.
Sayyidina Abu Bakar Assidiq, Sayyidan Umar, Sayyidina Utsman, Sayyidina Ali orang yang terdidik ditangan Rasulullah. Sayyidina Abu Bakar Assidiq tidak pernah lepas, sedikit-sedikit ucapannya “Alhamdulillah,Alhamdulillah,Alhamdulillah”, tidak ada hitungan. Sayyidina Umar “Allahu Akbar,Allahu Akbar,Allahu Akbar”. Sayyidina Utsman “Subhanallah,Subhanallah,Subhanallah”. Sayyidina Ali bin Abi Thalib “Laailahailallah,Laailahailallah,Laailahailallah”. Sehingga Subhanallah, Walhamdulillah, walaailahailallah, wallahuakbar ada di mulut sahabat-sahabat baginda kita, Nabi Muhammad SAW.
Oleh karenanya dikatakan ulama, kenapa Hari raya Idul Adha lebih mulia daripada Idul Fitri, karena didalamnya ada 2 kemuliaan, yang pertama shalat idul adha dan yang kedua berqurban. Sampai disetiap sholatnya kita dianjurkan banyak berdzikir “Allahuakbar, Allahuakbar, Walillahil hamd” sampai waktu Ashar hari ketiga hari tasyrik.
Orang yang sudah berqurban mudah-mudahan dosanya dirontokkan oleh Allah, mudah-mudahan dosanya diampuni oleh Allah, karena dengan berqurban ini bukan hanya mendidik kita agar kita rajin bersedekah tapi kita dianjurkan saling berbagi. Sampai Nabi begitu marah, jika ada orang yang diberi kemampuan oleh Allah berqurban tapi tidak mau, maka orang itu jangan sekali-kali dekati masjidku kata Rasulullah SAW. Berarti maqam haditsnya bahasa Nabi sastra arab yang tertinggi. Nabi tidak bilang orang pelit jangan ke masjid, tapi kata Nabi kalo orang punya rezeki, duitnya ada, punya kemampuan, tidak mau berqurban jangan sekali-kali mendekati masjidku kata Rasulullah. Berarti orang tersebut orang pelit, orang pelit bisa nular. Oleh karenannya jangan pergi ke masjid, kumpul sama sahabat-sahabat Nabi yang ahli bersedekah. Orang yang bakhil (pelit) dalam ilmu tasawuf, biangnya penyakit, sumber orang hasud, sumber orang dengki, sumber orang sombong, sumber orang riya, karena satu penyakit yaitu syukh wa bukhl. Sifat bakhil itu biang penyakit. Mudah-mudahan Allah bersihkan hati kita dari penyakit yang namanya penyakit bakhil.
Ketika Nabi (Muhammad SAW) tiba di tanah suci mekah untuk beribadah haji, ada orang bergelayutan di kain ka’bah sambil menangis, orang itu berkata : “Ya Allah berkat kemuliaan ka’bah ampuni dosa saya”, lalu langsung dihampiri oleh Nabi dan ditegur “Kamu nangis-nangis berdo’a minta berkat kemuliaan ka’bah Allah ampuni kamu?” lalu dijawab “iya Ya Rasulullah” lalu Rasulullah berkata “Kamu tidak tau, orang muslim itu kemuliaannya berkali lipat lebih mulia daripada ka’bah, kau sakiti hati orang muslim dosanya lebih berat daripada 70 kali dosa menghancurkan ka’bah” lalu orang itu berkata “tapi dosa saya terlalu besar Ya Rasulullah”, kemudian Rasulullah menjawab “apa dosanya? Lebih besar mana dengan lautan? Lebih luas mana dengan luasnya bumi dan langit?” orang itu menjawab “lebih besar dosa saya Ya Rasulullah”, Rasulullah kemudian berkata “lebih luas mana dengan arsy?” orang itu menjawab “dosa saya lebih besar”, Rasulullah kemudian berkata lagi “lebih agung mana dengan Allah?” orang itu menjawab “tentu lebih agung Allah”, Rasulullah pun berkata “Kalo begitu kamu taubat, minta ampun, Allah akan ampuni” , “Ya Rasulullah dosa saya sudah terlalu berat, setiap datang musafir ke rumah saya, atau saya menjumpai pengemis di jalan, seakan-akan hati saya, badan saya, wajah saya terbakar dengan api saking kesalnya sama orang pengemis”, apa kata Nabi ketika menghadapi orang pelit ini “Pergi yang jauh, jangan sampai saya terbakar karena kamu. Kamu tidak tau orang yang bakhil (pelit) itu nanti di hari kiamat Allah jebloskan (masukan) dia ke neraka melalui wajahnya”.
Ada sebuah kisah dalam hadits riwayat Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, Ada orang zaman dulu setiap hari kerjaannya panjat pohon, mencari burung yang sedang bertelur. Kalo ada burung yang bertelur, telurnya diambil dan dia masak dirumah. Akhirnya ada satu dua burung murka, lalu mengadu sama Allah; “Ya Allah ini orang setiap hari, istri saya bertelur, telurnya diambil, tolong Ya Allah kalo dia balik lagi kirim petir, kirim azab-Mu, agar musnah sekalian, Engkau tidak akan mendustai janji-Mu”. Lalu pada hari itu ditunggulah orang itu oleh burung tersebut disarangnya diatas pohon, dan datanglah orang tersebut lalu naik dan diambil telur burung itu lagi, kemudian turun lagi dan selamat. Burung tersebut nangis lalu mengeluh sama Allah “Ya Allah kok gak kena petir? Kok gak kena azab?” lalu Allah menjawab “Wahai burung, kamu gak tau ya, tadi sebelum orang itu mengambil telur, ia bersedekah, maka ia Aku jauhkan dari kematian su’ul khotimah karena sedekahnya dia, maka nya gak jadi kena azab”.
Dan untuk saudara kita di tanah suci Mina, kata Nabi (Muhammad SAW) : Orang mati syahid itu ada lima : 1. Orang yang kena penyakit tha’un (wabah penyakit) 2. Orang yang sakit di perutnya (baik karena melahirkan atau karena sakit lambungnya, begitu rasa sakit menusuk perutnya dan meninggal, maka syahid orang tersebut) 3. Orang yang wafat tenggelam 4. Orang yang tertimba reruntuhan bangunan 5. Meninggal Fisabilillah (wafat di jalan Allah). Tinggal kita sekarang, bagaimana nanti kita meninggalnya, orang dicabut nyawanya (meninggal dunia) tergantung kehidupannya didunia, orang yang sering beribadah insya Allah dicabut nyawanya dalam keadaan beribadah. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

5. Al Habib Ahmad bin Novel bin Salim bin Jindan
Ketika kita perhatikan ayat-ayat suci Alqur’an , dikatakan banyak amal ibadah yang berbagai macam, dihimbau oleh Allah untuk dilakukan oleh sekalian hamba-Nya. Shadaqah, puasa, shalat dan lain sebagainya, namun khusus ibadah yang satu ini yaitu berdzikir kepada Allah SWT kita akan dapati perbedaan didalam Alqur’an ketika Allah menghimbau sekalian hambaNya untuk berdzikir. Apa perbedaannya? Perbedaan yang kita dapati, Allah selalu didalam Alqur’an ketika mengajak hamba-Nya untuk berdzikir, berdzikir dengan banyak. Mengajak puasa tidak disebutkan puasa yang banyak, sholat tidak disebutkan dalam Alqur’an sholatlah yang banyak, tapi khusus untuk berdzikir kepada Allah SWT, Allah sebutkan dengan berdzikirlah dengan dzikir yang banyak.
Allah berfirman didalam Alqur’an (menyebutkan QS Al Ahzab ayat 41 yang artinya) : “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya”. Dan ayat semacam ini banyak didalam Alqur’an, seringkali Allah menganjurkan hambaNya untuk berdzikir, selalu didampingi dengan himbauan untuk memperbanyak bukan hanya sekedar dzikir tapi memperbanyak. Karena dzikir kepada Allah SWT memiliki pengaruh yang sangat besar didalam mencetak jiwa-jiwa yang bertaqwa kepada Allah SWT. Jiwa yang menghamba kepada Allah dengan penghambaan sejati.
Namun harus kita perhatikan, dzikir yang bagaimana yang dapat mencetak seseorang menjadi jiwa yang menghamba kepada Allah dengan penghambaan sejati, yang dapat mencetak seseorang sebagai hamba yang bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa. Banyak diantara kita yang siang malamnya lisannya selalu bertasbih, bertahmid, bertahlil, tapi yang paling penting jika seseorang berdzikir kepada Allah SWT, bukan hanya sekedar dzikir diucapkan oleh lisan, akan tetapi dzikir ada didalam hati dan jiwanya.
Kalimat dzikir dalam bahasa arab artinya mengingat. Ketika seseorang mengucap nama Allah dengan lisannya tapi disaat yang sama pikirannya asyik berpikir. Saya tanya, orang ini apa yang ia lakukan, apakah ia sedang mengingat Allah atau ia sedang mengingat apa yang terpikir? Kita akan mengatakan ini orang benaknya sedang mengingat kepada apa yang terpikir, ia tidak mengingat Allah, hanya saja ia tunjukan kepada orang-orang disekitarnya lisannya sedang menyebut Allah. Dzikir yang semacam ini bukan dzikir yang diminta oleh Allah didalam Alqur’an. Pengaruhnya tidak besar didalam jiwa dan diri seseorang.
Ketika seseorang diantara kita dikamar, sedang duduk melamun, dia mengingat tentang orang yang dicintai, entah istrinya, atau anaknya yang kebetulan lagi gak ada, lagi pergi jauh dan dia rindu kepadanya, terkadang berlalu 10 menit, 15 menit, nih pikiran dan hati kita asyik memikirkan orang yang kita cintai tersebut. Terkadang 10 menit, 20 menit, 30 menit berlalu, pikiran kita sedang asyik mengingat orang-orang yang kita cintai. Ketahuilah ini namanya dzikir, mengingat orang yang kita cintai, baik dia ucapkan nama orang yang ia cintai atau tidak diucapkan, akan tetapi didalam hati dan benaknya terlintas dia sedang mengingat dan memikirkan orang yang dia cintai. Demikian hal nya jika kita berdzikir kepada Allah harus yang seperti itu. Kita mengingat dalam benak kita, dalam hati kita, Allah, tuhan yang kita cintai.
Adapun lisan tiada lain hanya untuk membantu agar hati kita lebih fokus dengan apa yang kita ingat, yaitu nama Allah SWT. Dzikir yang semacam inilah yang diinginkan oleh Allah untuk dilakukan oleh para hamba-Nya. Dan Dzikir yang semacam inilah yang mempunyai pengaruh besar didalam mencetak jiwa yang mengenal penghambaan sejati kepada Allah SWT.
Adapun kalo hanya sekedar lisan manfaat tidak banyak, mungkin hanya sekedar ditulis pahala yang sedikit oleh Allah SWT, tapi tidak mempengaruhi, tidak mencetak jiwa yang menghamba kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa. Didalam Alqur’an Allah SWT menyebutkan (membaca QS Al Baqarah ayat 152 yang artinya) : “Ingatlah kalian kepada Aku, maka niscaya Aku akan mengingat kepada kalian”. Dari ayat tersebut, maka diantara kita akan memahami bahwa permintaan dari Allah kepada kita untuk mengingat bukan hanya sekedar lisan yang mengucap namun hati pergi kemana saja, ngga tau kemana. Tapi dari ayat tersebut ketika kita baca dan kita pahami, adalah permintaan dari Allah agar hati kita mengingat kepada Allah, Sang Kholik Yang Agung tersebut. Maka saat itu ketika hati dan benak kita mengingat kepada Allah dan lebih sempurna lagi apabila ditambahkan dengan lisan yang juga menyebut kepada Allah, maka saat itu Allah yang akan mengingat kepada kita sekalian.
Hingga diajarkan oleh Rasulullah SAW disetiap keadaan ada do’a-do’a dan dzikir yang diucapkan. Sehingga disetiap keadaan kita selalu teringat kepada Allah. Ketika kita makan, kita baca bismillahirrahmanirrahim, tapi bukan sekedar ucapan lisan, tapi kita baca dari dalam lubuk hati kita. “Saya makan ini dengan nama Allah”. Usai makan kita ucapin dari dalam lubuk kita (membaca do’a setelah makan yang artinya) “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan saya makanan ini”. Kalo kita ucapkan ini dzikir dari dalam lubuk kita yang paling dalam, kita paham artinya, kira-kira bakal mempengaruhi gak dalam jiwa kita? . Akan mempengaruhi jiwa kita  dan segala aktivitas kita sehari-hari. Dan inilah yang Allah inginkan dari kita. Itu baru makan, masuk kamar mandi disuruh ingat Allah, keluar kamar mandi ingat Allah, bahkan istinja (cebok) disuruh ingat Allah, diajarin do’anya oleh Nabi Muhammad SAW disetiap keadaan, termasuk tidur diajarin do’a dan dzikir untuk ingat Allah, begitu melek (bangun tidur) pertama kita dianjurkan, Al Imam Ghozali bilang begitu kita melek yang pertama terlintas dalam hati dan lisan kita nama Allah kita ucapkan Laailahailallah Muhammadurrasulullah ketika bangun tidur. Dan inilah yang akan membawa pengaruh besar didalam jiwa dan kehidupan kita.
Mudah-mudahan kita dijadikan oleh Allah sebagai orang-orang yang mengenal dzikir kepada Allah dengan sebenar-benarnya dan dijadikan kita sebagai manusia-manusia yang mengenal penghambaan dan ketaqwaan sejati kepada Allah SWT. Washolallah ‘ala sayyidina Muhammad wa’ala ali washohbihi wassalam, Walhamdulillahirabbil ‘alamiin, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.



[1] HR Ahmad
[2] HR Ahmad dan Tirmidzi
[3] HR Ahmad dan Ibnu Majah
[4] QS Annisa : 103
[5] HR Muslim

Sabtu, 26 September 2015

Suasana Peresmian Majelis Ta'lim Al Habib Ali Al Habsyi (Islamic Center Indonesia)

Pembukaan acara oleh Al Habib Sholeh bin Muchsin Al Hamid


Presiden Soeharto bersama Al Habib Muhammad bin Ali Al Habsyi


 Suasana peresmian Islamic Center Indonesia Majelis Ta’lim Al Habib Ali Al Habsyi, Kwitang – Jakarta Pusat Tanggal 17 Oktober 1971 Oleh Bapak Presiden Republik Indonesia saat itu, Jenderal Besar TNI Purn. H.M. Soeharto. Yang turut dihadiri pula oleh para Habaib dan Ulama Se-Nusantara serta pejabat pemerintah. Sebagai pembuka acara tersebut adalah Al Habib Sholeh bin Muchsin Al Hamid dari Tanggul, Jawa Timur.

Sumber : Laman Facebook Akun “Anto Djibril”

Jumat, 25 September 2015

Sekilas Tentang Majelis Ta'lim Al Habib Ali Al Habsyi


Suasana Majelis Tempo dulu
           Majelis Ta’lim Al Habib Ali Al Habsyi (Islamic Center Indonesia) atau yang dikenal Majelis Kwitang adalah tempat belajar ilmu agama Islam yang didirikan oleh Al Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi (1869-1968 M) pada tahun 1911 Masehi. Majelis Ta’lim yang sudah berdiri satu abad lebih ini beralamat di Jl. Kramat II No. 73-79 Jakarta Pusat. Saat ini Majelis Kwitang telah memasuki generasi ke empat setelah Habib Ali. Sepeninggalan Habib Ali, majelis ini diteruskan oleh putranya yaitu Habib Muhammad, kemudian dilanjutkan lagi oleh cucunya yaitu Habib Abdurrahman dan kini cicitnya (Putra Habib abdurrahman) yaitu Habib Ali tengah dipersipkan untuk menjadi penerus majelis ta’lim ini.
Suasana Majelis Kini
      Habib Ali (pendiri majelis) menganggap ilmu agama adalah untuk diamalkan, bukan untuk diperdebatkan apalagi saling memusuhi sesama kaum muslim, beliau juga tidak pernah menyinggung masalah furu’iyah (cabang ilmu fikih), banyak yang mengatakan inilah sebabnya majelis ta’lim kwitang bertahan selama satu abad lebih.
          Majelis yang sudah ada sejak dari zaman penjajahan Belanda, Jepang dan hingga Indonesia merdeka ini rutin mengadakan ta’limnya setiap hari Ahad (Minggu) pagi. Ribuan jama’ah dari berbagai macam daerah kerap memadati setiap penjuru majelis. Majelis ta’lim dimulai dari pukul 08.30 hingga 10.00 WIB, namun untuk mengantisipasi keramaian, banyak dari jama’ah yang sudah datang dari jauh sebelum majelis dimulai untuk mendapatkan posisi duduk dekat dengan mimbar. Setiap hari Minggu pertama setiap bulan diadakan pembacaan Asma’ul Husna sekaligus ziarah di Makam Habib Ali yang terletak di Masjid Jami Ar-Riyadh Kwitang.
*dikutip dari berbagai sumber

Baca juga :
http://m.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/09/03/23/39403-habib-ali-alhabsyi-ulama-pejuang-dan-pendidik-dari-betawi

Catatan Majelis Ta'lim (20 Sept 2015/7 Dzulhijjah 1436 H)


         Melanjutkan pelajaran dari minggu lalu dalam pembahasan kitab “Nashaihud Diniyah”, Minggu 20 September 2015/7 Dzulhijjah 1436 H,  Majelis Ta’lim Habib Ali Al Habsyi (Kwitang) membahas tentang dzikir dan do’a serta pembahasan tentang penyelenggaraan ibadah sunnah Qurban (karena menjelang perayaan Hari Idul Adha 10 Dzulhijjah 1436 H).



1.    Al Habib Ali bin Abdurrahman bin Muhammad bin Ali Al Habsyi
Dzikir adalah mengingat Allah SWT, dzikir itu mencegah kita melakukan hal yang dimurkai oleh Allah SWT atau menghindari kita agar tidak terjerumus dalam kemaksiatan. Dzikir itu ada 2 macam, yang pertama dzikir bil qolbi (dzikir dalam hati) dan yang terakhir dzikir bil lisan (dzikir dengan ucapan).
Dzikir bil qolbi itu tidak ada larangan tempat, dimana saja boleh karena di dalam hati. Kalau dzikir bil lisan itu ada aturannya, tidak boleh di tempat najis seperti di dalam kamar mandi, atau wanita yang sedang haid, atau lelaki dan wanita yang sedang junub atau membaca sesuatu yang diambil dari Alqur’an.
Dzikir itu membuat hati kita menjadi tenang, sebagaimana dalam Al-Qur’an, QS Ar-Ra’d ayat 28 yang artinya : “...Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram (tenang).” Dan dengan mengingat Allah, maka Allah pun akan mengingat kita, sebagaimana dalam QS Al Baqarah ayat 152 yang artinya : “...Ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.”
Dzikir itu banyak manfaatnya serta keutamaannya. Termasuk jalan yang terbaik dan utama untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Selanjutnya kita akan membahas sedikit mengupas tentang ibadah puasa di bulan Dzulhijjah ini, yang merupakan salah satu ibadah yang utama selain dari ibadah Haji yaitu Puasa di hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah) dan di hari Arafah (9 Dzulhijjah) kemudian ibadah sunnah berqurban (menyembelih hewan qurban). Agar bertambah ilmu dan wawasan kita dan apa yang kita dapatkan disini kita jadikan bekal untuk lebih mendekatkan diri kita kepada Allah SWT.

2.    Al-Ustadz Yunus
Qurban ini perintah Allah SWT,  walaupun hukumnya sunnah tapi ada sanksi dari Allah bagi orang mampu yang tidak mau berqurban.  Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Besarkanlah (baguskan) hewan qurban kalian, karena sesungguhnya hewan itu akan menjadi kendaraan kalian di atas shirath (jembatan di atas neraka).”[1]
Bapak Ibu ke Kwitang naik apa? Artinya kendaraan yang kita gunakan, kita beli kendaraan yang bagus. Ada yang beli mobil anti peluru, ada jaminan gak tuh naik mobil yang begitu (mobil anti peluru) bagi keselamatan penumpangnya? Gak ada jaminan buat kita selamat. Tapi kendaraan yang namanya Qurban, jaminan kesalamatan bagi kita nyebrang jembatan Shirathal Mustaqim yang dalam kitab Safinah jaraknya 5.000 tahun, jembatan Shirathal Mustaqim itu jembatan yang dibawahnya api neraka.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Barangsiapa yang memiliki keluasan harta dan tidak menyembelih hewan qurban, maka janganlah mendekati tempat shalat kami.”[2]
Jadi kalo disini (di dunia) kita ngga qurban, disana (akhirat) kita jadi korban. Mau jalan kaki di shirath? “ Ah ngga Ustadz, gampang, numpang aja sama tetangga, bonceng”. Ga ada bocengan disana. Disana (akhirat) ga ada yang saling kenal, satu sama lain masing-masing. Kalo kita ga punya persiapan sendiri, kita akan susah.
Bu, tuh gelang jual, beliin kambing! Ntar ga bakal bisa naik gelang di akhirat, kalo dibeliin kambing (buat qurban) bisa selamat nanti diakhirat. Orang aja ke pasar naik kendaraan, yang enak yang bagus, biar bisa sampe dengan cepat.  Kita di dunia ini sementara, di Akhirat nanti selamanya. Kalo ngga dipikirin dari sekarang, kapan mau mikirinnye?  Yuk pikirin yuk, yaudah Wassalamu’alaikum Wr. Wr.

3.    Al-Ustadz Haidar
Kata qurban berasal dari  Qaruba-Yaqrubu-Qurbanan, jadi untuk melahirkan ketaqwaan. Apa tujuan qurban? Supaya deket  sama Allah. Bukan karena kambing nya gede, bukan karena sapi nya limosin, orang qurban tapi sembahyang (sholat) ngga, tuh qurban kemana larinya?
Tidak akan sampai daging-daging qurban kalian, darah-darah qurban kalian, yang sampe adalah ketaqwaan. Sehingga kalo kita qurban kalo tahun kemarin kita sudah mulai mendekatkan diri kepada taqwa, makin tahun depan makin taqwa.
Yang pertama ketika Allah berfirman ( yang artinya) Yaa bunaiya (permata hati yang paling disayang) ayah bermimpi diperintahkan Allah untuk menyembelih engkau, bagaimana pendapat engkau? Untung anaknya Nabi Ismail a.s., coba kalo anak yang disuruh dipotong model-model kayak kita, dijawab : Yaah.. abah aja deh yang tua-an dikit bah, masa gua masih muda dipotong..
Tapi Nabi Ismail a.s. jawab : Ya ayah kerjakan apa yang diperintahkan, Insya Allah saya jadi orang yang sabar, disini tauhid yang main.
Kita juga motong kambing ada adabnya, pisau nya yang tajam, sunnahnya hadapin (hewan qurbannya ke arah) kiblat, kambing (hewan qurban yang disembelih dan yang belum disembelih) jangan disatuin, yang jauh nempatinnya.

4.    Al Habib Alwi bin Abdurrahman Al Habsyi
Pagi hari ini kita mendengarkan ajaran, tuntunan, bimbingan tentang bagaimana kita berqurban karena Allah SWT. Apalagi berqurban tersebut dianjurkan di hari-hari yang penuh keutamaan, bertepatan di Hari Raya idul Adha, hari ke-10 daripada bulan Dzulhijjah.
(Dalan Q.S. Al fajr ayat 1-2 disebutkan yang artinya) Demi Waktu Fajar. Dan Demi 10 hari awal daripada bulan Dzulhijjah yang isinya luar biasa keutamaan Allah letakkan didalamnya. Ada puasa Tarwiyah tepatnya tanggal 8 Dzulhijjah yang kata Nabi (Muhammad SAW) dalam sebagian hadits diriwayatkan (yang artinya) Bisa mengampuni dosa 1 tahun. Lalu setelah itu ada Hari Arafah tanggal 9 (Dzulhijjah) yang kata Nabi (Muhammad SAW) dalam haditsnya riwayat Tirmidzi (yang artinya) Bisa menghapus dosa 2 tahun (dosa 1 tahun sebelumnya dan 1 tahun setelahnya). Jadi puasa tarwiyah (menhapus dosa) 1 tahun, puasa arafah (menhapus dosa) 2 tahun dosa kita diampuni Allah ta’ala. Mudah-mudahan Allah memberi kesempatan kepada kita bisa melaksanakan ibadah puasa-puasa sunnah tersebut, aamiin.
Sampai pada hari raya Idul Adha, Allah kasih kepada kita kemurahan rizki usahakan kita berqurban, tergantung kemampuan kita bisa berqurban kambing ya kambing, andai kata ada rizkinya lebih mau qurban sapi, alhamdulillah, atau patungan 7 orang (berqurban) 1 sapi. Tapi intinya ikhlas karena Allah, yang Allah harap ketaqwaan kita.
Jangan sampai orang punya duit, bisa berqurban, gak mau berqurban. Ini namanya orang pelit. Siapa orang punya kelebihan harta, kemampuan berqurban, tapi ogah-ogahan atau dia berqurbannya karena terpaksa , nauzubillahimindzalik, kata Nabi orang itu jangan sekali-kali mendekati mushola (tempat sholat) ku, kata Rasulullah SAW.
Padahal tadi kita mendengar bagaimana intisari daripada qurban, bukan hanya dipotong atau disembelih itu hewan qurban, tapi pengorbanan hati, jiwa, raga kita berqurban untuk Allah SWT. Supaya orang lain yang kelaparan bisa makan daging qurban tersebut dari kaum muslimin. Oleh karena itu pelajaran yang selalu kita dengar jika hari raya qurban itu, peristiwa tentang Nabi Ibrahim dengan putranya Nabi Ismail.
Kita lihat Nabi Ibrahim, udah lama mau punya anak, setelah punya anak, tiba- tiba disuruh disembelih untuk Allah. Sampai Nabi Ibrahim berkata kepada istrinya ; “Wahai istriku mandiin anak kita, kasih baju yang bagus, kasih minyak rambut, kasih wewangian, saya mau ajak jalan biar rapi pakaiannya”, (padahal mau dipotong). Ditangan udah megang pisau dan tali untuk menyembelih anaknya. Ketika lagi jalan berdua dengan Nabi Ismail, Iblis berbisik : “Hai Ibrahim sadar gak kamu? Anak kamu yang tampan, gagah, hebat, akhlaknya bagus mau kamu potong?”. Ini perintah dari Allah SWT, jawab Nabi Ibrahim. Kemudian Iblis bisikin Siti Hajar istrinya Nabi Ibrahim, “Kamu tidak sadar mandiin anak kamu, jalan sama suami kamu, itu lihat dia bawa pisau dan tali untuk menyembelih anak kamu yang katanya perintah dari Allah?”. Apa jawaban seorang istri yang dididik oleh seorang suami yang bijak? “Kalo itu perintah dari Allah, silahkan saja” jawab Siti Hajar. Seorang anak kecil, sebagian riwayat mengatakan sudah dewasa, mau dipotong  dan dia tau, Nabi Ismail dibisikin sama Iblis, dia (Nabi Ismail) gak banyak bicara, ditumpuk itu iblis dengan batu.
Dan ketika mau disembelih, apa kata Nabi Ismail? : “Kalo mau potong saya, silahkan, tapi wasiat saya dengarkan dahulu.” Apa? “Ikat dulu tangan dan kaki saya, agar saya gak berontak, nanti gangu ketika ayah potong saya” , kemudian “Muka saya ditutup, agar ketika ayah potong gak liat muka saya.” kemudian “Ini lengan baju ayah saya gulung dulu, agar tidak kena cipratan darah, nanti pahala saya berkurang, dan nanti kalo ibu lihat jadi sedih.” Kemudian ” Kalo ayah dan ibu lihat anak kecil jangan dibayangin, nanti mirip seperti  saya, nanti bertambah kesedihannya.”
Sampai ketika Nabi Ismail mau dipotong berkata : “Wahai ayah, kain yang tadi saya suruh ikat, sekarang buka saja ikatannya, agar semua malaikat di langit menyaksikan anaknya Nabi (Ibrahim) tunduk patuh akan perintah orang tua dan perintah Allah.”
Sampai dipotong tadi, dicoba berkali-kali gak bisa, akhirnya itu pisau berbicara : “Kamu suruh aku potong, tapi Allah larang aku memotong dia”.
Saudara pelajaran yang luar biasa dengan adanya Hari Raya Idul Qurban besok, yang pertama kita dianjurkan untuk berqurban untuk Allah, bisikan Setan selalu menggoda : “nanti harta kamu habis, duit kamu berkurang”. Tapi sesungguhnya Allah telah mempersiapkan rizki yang begitu berlimpah untuk orang yang berqurban untuk Allah. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

5.    Habib Ahmad bin Novel bin Salim bin Jindan
Allah berfirman, (menyebut QS Al Fajr ayat 1-3) Demi Fajar, ulama menyebutkan bahwa Allah SWT tidak bersumpah dengan sesuatu, melainkan sesuatu tersebut adalah sesuatu yang besar di mata Allah SWT. Dan di dalam ayat ini Allah bersumpah demi waktu fajar, waktu dimana turunnya rahmat dari Allah SWT, sehingga Allah bersumpah demi waktu fajar.
Para ahli tafsir, mereka menyatakan bahwa yang dimaksud dengan fajar dalam ayat ini, mereka memberikan tafsiran yang berbagai macam. Ada yang mengatakan waktu fajar ini adalah waktu fajar dimana setiap hari kita melaksanakan shalat subuh, dan beberapa yang lain menyatakan yang dimaksud dalam fajar di ayat ini adalah fajar di hari Arafah. Dimana fajar di hari Arafah adalah fajar dimana terbitnya hari yang agung dimana Allah mengampuni seluruh hamba-hambaNya yang tidak menyekutukan Allah SWT. Dan para tafsir yang lainnya menyebut bahwa fajar yang dimaksud adalah fajar di hari Idul Adha.
Adapun (menyebut QS Al Fajr ayat 2) malam-malam yang kesepuluh adalah sepuluh malam pertama dari bulan Dzulhijjah. (menyebut QS Al Fajr ayat 3) Dan demi yang genap dan yang ganjil. Didalam riwayat disebutkan Al Imam Ibnu Rajab Al Hambali beliau menyebutkan dalam kitabnya yang dikutip dari hadits Nabi Muhammad SAW bahwa yang dimaksud dengan ”yang genap” disini adalah Hari Raya Idul Adha, sebab hari raya  jatuhnya pada hari genap, tanggal 10 dan “yang ganjil” adalah hari Arafah, sebab jatuhnya pada hari ganjil, tanggal 9 (Dzulhijjah).
Yang intinya, 10 hari ini adalah hari yang agung di mata Allah SWT, hingga di dalam hadits yang shahih Rasulullah SAW, beliau bersabda (menyebutkan hadits yang artinya) : ”Tidak ada hari-hari yang lebih disukai oleh Allah SWT dan tidak ada amal ibadah yang dilakukan oleh seseorang di suatu hari, lebih disukai oleh Allah daripada 10 hari dari bulan Dzulhijjah”. Sehingga di dalam hadits ini dinyatakan bahwa 10 hari ini merupakan hari yang sangat dicintai oleh Allah SWT. Sebagaimana apabila seseorang diantara kita ingin beribadah, hendaknya ia memperbanyak ibadah di hari-hari yang 10 ini karena Allah sangat menyukai dari hambaNya ketika beribadah dihari yang 10 ini.
Hingga Nabi Muhammad SAW menegaskan didalam hadits tersebut, yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari Muslim dan para muhaditsin yang lainnya menyatakan, “Lanjutkan!” (menyebutkan hadits yang artinya): “Karena itu perbanyaklah untuk bertahlil, bertahmid, dan berdzikir kepada Allah SWT  sebab 10 hari ini hari-harinya untuk bertahlil, bertahmid, dan berdzikir kepada Allah SWT.”
Dalam riwayat yang diriwayatkan oleh Imam Baihaki dan Ibnu Majah, Dilanjutkan lagi (yang artinya) : ”Bahwa puasa 1 hari dari hari-hari 10 tersebut itu pahalanya seperti puasa 1 tahun, dan amal ibadah pahalanya dilipat gandakan menjadi 700 kali lipat.” Masya Allah. Karena itu perbanyaklah amal ibadah dihari-hari yang agung ini, siapa diantara kita yang ingin berpuasa, hendaklah ia berpuasa. Dan secara khusus di bulan Dzulhijjah yang 10 hari ini, diantara kita yang mampu berpuasa banyak silahkan, 9 hari di bulan Dzulhijjah, sebab di hari ke- 10 gak ada puasa, dan dihari ke 11, 12, 13 gak ada puasa.
Ditanya Rasulullah SAW oleh para sahabatnya, sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, hadits yang shahih dari sahabat Rasulullah SAW (menyebutkan hadits yang artinya) Beliau mengatakan ketika ditanya tentang puasa di hari Arafah :  ”Bahwa puasa dihari arafah menggugurkan dosa-dosa dari 1 tahun yang lalu dan 1 tahun yang akan datang.”
Ulama mengatakan bahwa didalam ini hadits, terdapat 2 kabar gembira dari Allah bagi mereka yang melakukan puasa di hari Arafah, yang pertama : Dosa 2 tahun diampuni oleh Allah SWT dan kabar gembira yang kedua adalah usianya dipanjangkan oleh Allah hingga menjumpai hari Arafah di tahun yang akan datang. Kenapa? Dalam hadits tidak disebutkan, tapi diisyaratkan oleh Rasulullah. Apa itu isyaratnya? Rasulullah mengatakan berpuasa di hari Arafah diampuni 2 tahun dosanya, diampuni 1 tahun yang lalu dan 1 tahun yang akan datang, lalu bagaimana mau diampuni dosa 1 tahun yang akan datang jika ia tidak hidup? Artinya orang yang puasa dihari Arafah diampuni dosa yang telah lalu 1 tahun dan 1 tahun yang akan datang, artinya dia akan hidup hingga 1 tahun yang akan datang untuk diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT. Kalo bosan hidup ga puasa gapapa, tapi kalo yang masih mau panjang umur hendaknya ia berpuasa di hari Arafah.
Kemudian di hari arafah, sebagaimana saudara-saudara kita mereka berwukuf di Padang Arafah berharap anugerah dan karunia Allah SWT , ketahuilah bahwa karunia Allah tidak bisa dibatasi dengan waktu dan tempat. Namun karunia Allah akan diberikan kepada mereka yang bersimpuh di pintu Allah SWT. Sehingga dihari tersebut, tidak ada salahnya jika kita duduk, berdzikir kepada Allah dan berharap kepada Allah ; “Yaa Rab, sebagaimana engkau turunkan anugerahMu kepada mereka yang berwukuf di Padang Arafah, turunkan kepada kami sekalian anugerahMu itu”
Dulu sahabat, sayyiduna Ibnu Abbas r.a. , beliau ketika dihari arafah ketika beliau tidak mampu pergi haji, beliau di Kuffah berkumpul di masjid bersama beberapa orang untuk berdzikir kepada Allah dan berdo’a agar Allah turunkan kepada mereka anugerah, sebagaimana Allah turunkan kepada orang-orang yang pergi haji di padang arafah.
Kemudian tentang qurban,  ketika kita ingin berqurban, bagi setiap orang yang memiliki tekad untuk berqurban di hari raya, maka dianjurkan untuk tidak potong kuku, potong rambut, atau bagian apapun dari tubuhnya sebelum dia menyembelih qurbannya. Sebab saat dia menyembelih hewan qurbannya, tetesan darah pertama yang menyentuh ke tanah dari qurban yang ia sembelih, saat itu seluruh dosanya diampuni oleh Allah SWT.  Sehingga dianjurkan , dikatakan dalam sebuah hadits yang shahih diriwayatkan oleh Al Imam Muslim, Nabi (Muhammad SAW) bilang begitu, jangan potong kuku, jangan potong rambut, dari sejak awal Dzulhijjah, supaya apa? Supaya ketika menyembelih qurban dosa kita seluruhnya dari bagian terkecil tubuh kita diampuni oleh Allah SWT.
Selanjutnya yang perlu diperhatikan saat berqurban adalah orang yang berqurban hendaknya ia menyembelih sendiri. “Habib saya ga mampu (menyembelih sendiri, red)” kalo ga mampu maka silahkan dia minta tolong sama tukang potong. Dan daging qurban dalam madzhab Imam Syafi’i dibagi 2, ada qurban wajib dan qurban sunnah. Qurban wajib adalah qurban yang dinazarkan atau qurban yang diniatkan untuk orang yang telah meninggal dunia, seluruh bagian tubuh qurban termasuk kepala, kulit, dsb harus dibagikan kepada fakir miskin , orang yang berqurban tidak boleh menikmati. Adapun qurban yang sunnah artinya qurban yang tidak dinadzarkan atau untuk orang yang hidup, maka pembagian dagingnya wajib dibagikan kepada fakir miskin walaupun sedikit dari dagingnya. Dari daging, bukan dari gaji atau lainnya, dari dagingnya.
Kemuadian terakhir, daging qurban hanya boleh dibagikan kepada orang muslim, untuk orang non-muslim tidak boleh menerima daging qurban. Kenapa? Sebab inilah peraturan Allah. Urusan qurban urusan ibadah, ibadah urusan dia agama dia, urusan kita agama kita. Ulama mengatakan, daging qurban adalah hadiah atau jamuan dari Allah di Hari Raya untuk sekalian hambaNya yang beriman, karena itu tidak boleh diberikan kepada orang-orang non-muslim.
Mudah-mudahan kita dibimbing oleh Allah SWT, diberikan taufiq oleh Allah SWT, Washolallah ‘ala sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummy wa ‘ala alihi washohbihi wasallam, Walhamdulillahirabbil ‘alamiin. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.




[1] Hadits ini dalam Musnad Firdaus li Abi Manshur ad Dailami, akan tetapi dengan lafadz : Istafrihuu (pilihlah yang bagus) sebagai pengganti lafadz ‘Azhzhimuu (besarkanlah)
[2] HR Ibnu Majah dan Ahmad