Catatan Majelis Ta'lim (27 Sept. 2015/13 Dzulhijjah 1436 H)
27 September 2015/13 Dzulhijjah 1436 H, Dimuliakan majelis ini dengan Bismillahirrahmanirrahiim serta sholawat dan salam kepada junjungan kita, kecintaan kita, sayyidina Muhammad. Ya Rasulallah Salamun alaik, Ya Rofi’asyani waddaraji...
1. Al Habib Ali bin Abdurrahman
bin Muhammad bin Ali Al Habsyi
![]() |
Al Habib Ali bin Abdurrahman bin Muhammad bin Ali Al Habsyi |
Melanjutkan pelajaran minggu yang lalu,
pada hari ini masih ada ada waktu bagi yang mau melaksanakan sunnah berqurban
karena masih termasuk hari tasyrik. Pada hari Rabu yang lalu (hari Arafah),
telah berlangsung puncak persatuan umat islam terbesar seluruh dunia di padang
arafah. Mereka berkumpul baik dari negeri yang jauh maupun yang dekat, mereka
semua berkumpul menerima panggilan Allah SWT atau bersama-sama melaksanakan
ibadah haji, mereka bersujud dan berdo’a bersama dihadapan Allah SWT. Sampai
Allah SWT menjelaskan bahwa pada hari itu banyak orang-orang yang diselamatkan
dari api neraka, (menyebutkan sebuah hadits yang artinya) Rasulullah SAW
bersabda: ”Tidak ada hari dengan intensitas yang lebih besar ketika Allah SWT
membebaskan hambaNya dari api neraka kecuali pada hari Arafah”. Dan pada hari Arafah itu Allah mendekat kepada
hambaNya yang sedang melaksanakan ibadah haji, dan dibangga-banggakan mereka
itu dihadapan para malaikatNya. Dan juga do’a pada hari Arafah yang kita lalui
kemarin adalah do’a yang dikabulkan oleh Allah SWT, “Sebaik-baik do’a adalah
do’a di hari Arafah”. Arafah adalah puncak daripada rukun ibadah haji. Tidak
sah jika haji itu tidak ke Arafah, karena jika tidak ke arafah maka tidak
mendapatkan pahala haji.
Kemarin kita mendengar kabar duka bahwa
terjadi musibah lagi (sebelumnya terjadi musibah tewasnya beberapa jamaah haji
akibat tertimba crane konstuksi di masjidil haram) di Mina, ketika orang-orang
akan melempar jumrah dan memakan korban yang cukup banyak, sedikitnya ada 700
orang yang meninggal dunia. Kita do’akan agar Allah SWT menerima ibadah haji
mereka, sebagaimana sabda Nabi SAW : “Barangsiapa yang pergi haji kemudian dia
meninggal, maka Allah catatkan baginya pahala haji sampai dengan hari kiamat”. Semoga
saudara-saudara kita yang sedang melaksanakan ibadah haji bisa menyempurnakan
ibadah hajinya dengan baik, kembali ke tanah air dengan selamat, dan memperoleh
haji yang mabrur, aamiin ya robbal ‘alamiin.
Hari ini kita masih membahas mengenai
dzikrullah, berdzikir kepada Allah SWT. Dalil tentang dzikrullah ini cukup
banyak dalam alqur’an, diantaranya ; (membacakan QS Ar-Ra’d ayat 28 yang
artinya) “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi
tenteram”. Dan Rasulullah SAW juga gemar berdzikir, (membacakan sebuah hadits
yang artinya) “Tidak ada amal daripada
Bani Adam yang bisa menyelamatkan daripada api neraka kecuali dzikrullah”[1].
Dan ada pula hadits dari Abdillah Ibn Bisir bahwa Rasulullah telah banyak
menjelaskan tentang syariat islam. Dan ia meminta satu amalan saja yang bisa
dijadikan jaminan untuk memperoleh surgaNya Allah SWT. Kemuadian Rasulullah SAW
bersabda :”Biasakan lidahmu selalu bergerak menyebut-nyebut Allah (dzikrullah)”[2].
Dalam hadits qudsi dijelaskan, Abu
Hurairah r.a. berkata Rasulullah SAW bersabda: “Allah berfirman :”Aku berada
pada prasangka hamba-Ku, Aku selalu bersamanya jika ia mengingat-Ku, jika ia
mengingat-Ku dalam suatu kaum, maka Aku
mengingatnya dalam suatu kaum yang lebih baik darinya, dan jika ia mendekat
kepada-Ku satu jengkal maka Aku mendekat kepadanya satu hasta, jika ia mendekat
kepada-Ku satu hasta maka Aku mendekat padanya satu depa, jika ia datang
kepada-Ku dengan berjalan kaki, maka Aku akan datang kepadaNya dengan berlari”.
Kemudian ada lagi, Rasulullah SAW
bersabda: “Maukah aku beritahu amalanmu yang terbaik. Yang paling tinggi dalam
derajatmu. Paling bersih disisi Rabbmu serta lebih baik dari menerima emas dan
perak dan lebih baik bagimu daripada berperang dengan musuhmu yang kamu potong
lehernya atau mereka memotong lehermu? Para sahabat lalu menjawab “Ya”
Rasulullah SAW menjawab “Zikrullah”[3].
Berdzikir itu bisa dilakukan dimana saja (sebagaimana
firman Allah yang artinya) :”...Ingatlah kepada Allah di waktu berdiri, diwaktu
duduk, dan diwaktu berbaring...”[4].
Intinya adalah kita mengingat perintah Allah, karena jika kita tidak mengingat
perintah Allah maka akan banyak kemaksiatan atau hal-hal yang tidak disukai
Allah yang kita kerjakan. Siapa yang lupa akan perintah-perintah Allah maka
akan disediakan teman yang setia mendampinginya, yaitu setan.
Dan dijelaskan bahwa kiamat tidak akan
datang kecuali orang-orang sudah lupa kepada Allah SWT. Dan lupa berdzikir
kepada Allah. “Belum datang hari kiamat hingga tidak ada lagi dimuka bumi orang
yang menyebut, “Allah, Allah.”[5]
Hadirin hadirat, semoga kita selalu ingat
kepada Allah SWT dimanapun kita berada, agar kita dijauhkan dari perbuatan
maksiat, perbuatan yang menentang Allah SWT. Agar hidup kita semakin tenang,
kalo tenang insya Allah apapun bisa kita raih. Kehidupan akhirat bisa
kita raih, apalagi kehidupan dunia. Mudah-mudahan bisa kita terapkan bersama
didalam kehidupan kita sehari-hari.
Selanjutnya akan ada nasihat yang akan
disampaikan oleh guru-guru kita yang lain, baik yang berkenaan dengan
dzikrullah maupun berkenaan tentang qurban. Karena hari ini masih termasuk hari
tasyrik, kita tidak boleh berpuasa di hari tasyrik, karena hari tasyrik itu
adalah hari makan dan minum.
2. Al Ustadz Hafiz Lukman
Nabi Ibrahim do’a pada Allah, “Robbi habli minash sholihiin”, Rabbi
Ya tuhanku, habli anugerahkan kepadaku, minash sholihiin dari
keturunan yang sholeh. Anaknya belum ada (belum punya anak), tapi do’anya udah.
Nabi Ibrahim belum dianugerahin anak, tapi do’anya udah disiapin. Makanya
jangan kaget, begitu Nabi Ismail mau dipotong Nabi Ibrahim (atas perintah Allah
SWT) nurut.
Nabi Ibrahim dikisahkan dalam kitab Kishoshul Anbiya diceritakan
istrinya empat, anaknya tiga belas. Jangan kaget, jangan nanya “kok boleh
ustadz?” saya jawab “Nabi Ibrahim bukan Pegawai Negeri, kalo pegawai negeri
susah”. Nabi Ibrahim empat bini (istri, bahasa betawi) anaknya tiga belas,
nenek saya satu anaknya enam belas. Jaman dulu rumah deket empang, tv belum
ada, antena apalagi, kata nenek saya “engkong (kakek, bahasa betawi) lu mah
pinter, abis gua beranak (lahiran) dideketin, dibaein, dielus-elus, 2
bulan (kemudian) bunting (hamil, bahasa betawi) lagi”. Kalo malam takbiran
nenek saya nangis, kalo malam takbiran anaknya kasih amplop, dateng yang lain
kasih amplop lagi, tapi nenek saya nangis aja terus. Saya bilang “kenapa nek
nangis terus?” nenek saya jawab “gue nyesel punya anak enam belas, coba dua
puluh lima, banyak deh yang ngasih duit”. (*candaan ustadz hafiz kepada para
jama’ah, sebagai selingan ceramah)
Kemuliaan Nabi Ibrahim setiap kedatangan tamu, ia sembelihkan hewan
ternaknya. Suatu hari datang tamu dalam jumlah banyak, dipotongin sapi , dalam
riwayat disebutkan Nabi Ibrahim sembelih sapi hingga 300 ekor untuk tamu.
Tukang potong hewannya bilang begini “Nabi Ibrahim, kalo hewan ternaknya
dipotong terus nanti habis, nanti kita susah”, Nabi Ibrahim jawab “Hai tukang
potong, jangan ngomong begitu, ini hewan anugerah Allah, tamu yang datang
kesini dituntun Allah, Aku memuliakan tamu berarti aku juga memuliakan Allah, engkau
jangan ngomong begitu” lalu keluar sifat manusiawi Nabi Ibrahim dan berkata “Ini
Ibrahim punya hati besar, jangankan Cuma hewan, andaikan, umpama, misalkan aku
dikasih Allah anak lalu disuruh potong itu anak, akan aku potong anak itu”.
Waktu bicara begitu Nabi Ibrahim belum punya anak. Omongan Nabi Ibrahim Allah
dengar, dikasih anak lalu dikasih nama “Ismail”. Waktu berjalan, bulan berganti
tahun, Ismail menjadi penyejuk jiwa orang tua. Tapi ujian Allah datang untuk
menguji Nabi Ibrahim, tanggal 7 malam 8 Dzulhijjal beliau mimpi disuruh Allah
potong Nabi Ismail, tanggal 8 Nabi Ibrahim memikirkan mimpi yang semalam hingga
lupa makan dan minum, oleh karenanya (pada tanggal 8 Dzulhijjah) disunnahkan
puasa tarwiyah. Tanggal 9 juga puasa (puasa arafah), tanggal 10 jangan puasa
(karena hari raya idul adha). Pada keesokannya mimpi yang sama hingga 2 hari
berturut-turut, kata Nabi Muhammad SAW “kalo Nabi mimpi itu tandanya wahyu”,
wahyu adalah perintah Allah, mesti (harus) dikerjakan. Pada pagi hari tanggal
10 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim ambil tambang besar dan pisau tajam, lalu memanggil
Nabi Ismail “Wahai anakku Ismail, penyejuk hati penenang jiwa, ayah mimpi
disuruh Allah untuk menyembelihmu, apa pendapatmu nak?” Nabi Ismail jawab
“Ayah, kalo itu perintah Allah, laksanakan”. Maka nangis Nabi Ibrahim, ”ayah
sembelih engkau maka engkau mati nak, kita berpisah, ayah sedih” Nabi Ismail
menjawab “ayah sedih di dunia, kita pisah di dunia, di akhirat, di surga kita
bertemu”. Anak kecil bisa menjawab seperti (jawaban) orang dewasa, bukti
pertanda didikan orang tua sangat berpengaruh.
Nabi Ibrahim beruntung punya anak Nabi Ismail, coba kalo sekarang kita
ngomong sama anak kita, “lu nurut napa kayak Ismail, Ismail aja nurut sama
bapaknya” tuh anak jawab “emang bapak Nabi Ibrahim? :p”. Wassalamu’alaikum Wr.
Wb.
3. Al Habib Soleh bin Muchsin Al Habsyi
3. Al Habib Soleh bin Muchsin Al Habsyi
Cintai bangsa arab karena 3 ; 1. Karena Aku (Nabi Muhammad
SAW) adalah orang arab, 2. Karena Al-Qur’an berbahasa arab, 3. Dan karena
bahasa ahli surga adalah bahasa arab.
4. Al Habib Alwi bin Abdurrahman Al Habsyi
Hari ini kita menghadiri Majelis Kwitang, majelis yang agung, majelis
yang dirintis oleh wali Allah, majelis yang dibawa oleh seseorang yang
menghidupkan sunnah Rasulullah, yaitu Habib Ali. Demikian juga putranya Habib
Muhammad, dan juga Habib Abdurrahman, dan demikian juga guru kita Habib Ali
yang setiap minggunya mengajarkan kepada kita tiada lain tiada bukan menebar
kasih sayang dan rahmat. Mudah-mudahan kita bisa mengambil hikmah dari apa yang
diajarkan guru-guru kita semua.
Hari ini kita mendengar tentang dzikir. Tentang bagaimana kita dianjurkan
dan diajarkan banyak berdzikir kepada Allah SWT. Karena dengan dzikir hati
menjadi tenang. Kalo kita ngomongin orang kira-kira hati kita tenang atau
tidak? Oleh karenanya kita diperintah untuk berdzikir.
Orang muslim itu yang orang lain diluar islam ia merasa senang/selamat
dari mulutnya orang Islam, dari perbuatan orang Islam, dari tingkah lakunya
orang Islam. Oleh karena itu dianjurkan orang muslim untuk senantiasa menjaga
lisannya apalagi diisi dengan berdzikir kepada Allah.
Sayyidina Imam Abu Bakar Assidiq r.a. setiap hari meletakan batu didalam
mulutnya. Kalo ada orang berbicara, apalagi orang bertanya tidak langsung
menjawab, beliau memikirkan, kalo saya utarakan kalimat saya ini berguna atau
tidak?, ucapan saya ini memberi manfaat untuk orang atau tidak?, sekiranya
tidak bermanfaat, maka tetap itu batu didalam mulutnya tidak akan dikeluarkan.
Sekiranya ada manfaatnya maka batu itu dikeluarkan, baru dijawab apa yang
menjadi kewajiban dan tuntutan dalam agama Islam. Itulah sayyidina Abu Bakar
Assidiq r.a.
Al Imam Malik bin Anas, beliau mengatakan andaikata ada orang bertanya
kepada beliau atau kepada ulama siapapun, seyogyanya orang tersebut sebelum
menjawab memikirkan Surga dan Neraka. Kalo betul jawabannya tempatnya surga,
kalo salah ucapannya berarti tempatnya di neraka. Oleh karenanya kita
dianjurkan untuk banyak berdzikir.
Al Imam Nawawi r.a. , orang yang begitu banyak berdzikir dan menimba ilmu,
tidak membuang-buang waktu, sampai waktu makan pun tidak mau makan macam-macam
kecuali hanya bubur, yang bisa langsung diminum, jangan sampai membuang waktu
untuk hal yang tiada guna. Sampai jika beliau mau mandi, beliau panggil
muridnya, “tolong kau bacakan kitab ini sekeras-kerasnya agar nanti saya
didalam kamar mandi mendengarkan ilmu agama sedang diutarakan”. Saking menjaga
waktunya.
Sayyidina Abu Bakar Assidiq, Sayyidan Umar, Sayyidina Utsman, Sayyidina
Ali orang yang terdidik ditangan Rasulullah. Sayyidina Abu Bakar Assidiq tidak
pernah lepas, sedikit-sedikit ucapannya “Alhamdulillah,Alhamdulillah,Alhamdulillah”,
tidak ada hitungan. Sayyidina Umar “Allahu Akbar,Allahu Akbar,Allahu
Akbar”. Sayyidina Utsman “Subhanallah,Subhanallah,Subhanallah”.
Sayyidina Ali bin Abi Thalib “Laailahailallah,Laailahailallah,Laailahailallah”.
Sehingga Subhanallah, Walhamdulillah, walaailahailallah, wallahuakbar ada di
mulut sahabat-sahabat baginda kita, Nabi Muhammad SAW.
Oleh karenanya dikatakan ulama, kenapa Hari raya Idul Adha lebih mulia
daripada Idul Fitri, karena didalamnya ada 2 kemuliaan, yang pertama shalat idul
adha dan yang kedua berqurban. Sampai disetiap sholatnya kita dianjurkan banyak
berdzikir “Allahuakbar, Allahuakbar, Walillahil hamd” sampai waktu Ashar
hari ketiga hari tasyrik.
Orang yang sudah berqurban mudah-mudahan dosanya dirontokkan oleh Allah,
mudah-mudahan dosanya diampuni oleh Allah, karena dengan berqurban ini bukan
hanya mendidik kita agar kita rajin bersedekah tapi kita dianjurkan saling
berbagi. Sampai Nabi begitu marah, jika ada orang yang diberi kemampuan oleh
Allah berqurban tapi tidak mau, maka orang itu jangan sekali-kali dekati
masjidku kata Rasulullah SAW. Berarti maqam haditsnya bahasa Nabi sastra arab
yang tertinggi. Nabi tidak bilang orang pelit jangan ke masjid, tapi kata Nabi
kalo orang punya rezeki, duitnya ada, punya kemampuan, tidak mau berqurban
jangan sekali-kali mendekati masjidku kata Rasulullah. Berarti orang tersebut
orang pelit, orang pelit bisa nular. Oleh karenannya jangan pergi ke masjid,
kumpul sama sahabat-sahabat Nabi yang ahli bersedekah. Orang yang bakhil
(pelit) dalam ilmu tasawuf, biangnya penyakit, sumber orang hasud, sumber orang
dengki, sumber orang sombong, sumber orang riya, karena satu penyakit yaitu
syukh wa bukhl. Sifat bakhil itu biang penyakit. Mudah-mudahan Allah bersihkan
hati kita dari penyakit yang namanya penyakit bakhil.
Ketika Nabi (Muhammad SAW) tiba di tanah suci mekah untuk beribadah haji,
ada orang bergelayutan di kain ka’bah sambil menangis, orang itu berkata : “Ya
Allah berkat kemuliaan ka’bah ampuni dosa saya”, lalu langsung dihampiri oleh
Nabi dan ditegur “Kamu nangis-nangis berdo’a minta berkat kemuliaan ka’bah
Allah ampuni kamu?” lalu dijawab “iya Ya Rasulullah” lalu Rasulullah berkata
“Kamu tidak tau, orang muslim itu kemuliaannya berkali lipat lebih mulia
daripada ka’bah, kau sakiti hati orang muslim dosanya lebih berat daripada 70
kali dosa menghancurkan ka’bah” lalu orang itu berkata “tapi dosa saya terlalu
besar Ya Rasulullah”, kemudian Rasulullah menjawab “apa dosanya? Lebih besar
mana dengan lautan? Lebih luas mana dengan luasnya bumi dan langit?” orang itu
menjawab “lebih besar dosa saya Ya Rasulullah”, Rasulullah kemudian berkata
“lebih luas mana dengan arsy?” orang itu menjawab “dosa saya lebih besar”,
Rasulullah kemudian berkata lagi “lebih agung mana dengan Allah?” orang itu menjawab
“tentu lebih agung Allah”, Rasulullah pun berkata “Kalo begitu kamu taubat,
minta ampun, Allah akan ampuni” , “Ya Rasulullah dosa saya sudah terlalu berat,
setiap datang musafir ke rumah saya, atau saya menjumpai pengemis di jalan,
seakan-akan hati saya, badan saya, wajah saya terbakar dengan api saking
kesalnya sama orang pengemis”, apa kata Nabi ketika menghadapi orang pelit ini
“Pergi yang jauh, jangan sampai saya terbakar karena kamu. Kamu tidak tau orang
yang bakhil (pelit) itu nanti di hari kiamat Allah jebloskan (masukan) dia ke
neraka melalui wajahnya”.
Ada sebuah kisah dalam hadits riwayat Abu Hurairah, Rasulullah bersabda,
Ada orang zaman dulu setiap hari kerjaannya panjat pohon, mencari burung yang
sedang bertelur. Kalo ada burung yang bertelur, telurnya diambil dan dia masak
dirumah. Akhirnya ada satu dua burung murka, lalu mengadu sama Allah; “Ya Allah
ini orang setiap hari, istri saya bertelur, telurnya diambil, tolong Ya Allah
kalo dia balik lagi kirim petir, kirim azab-Mu, agar musnah sekalian, Engkau
tidak akan mendustai janji-Mu”. Lalu pada hari itu ditunggulah orang itu oleh
burung tersebut disarangnya diatas pohon, dan datanglah orang tersebut lalu
naik dan diambil telur burung itu lagi, kemudian turun lagi dan selamat. Burung
tersebut nangis lalu mengeluh sama Allah “Ya Allah kok gak kena petir? Kok gak
kena azab?” lalu Allah menjawab “Wahai burung, kamu gak tau ya, tadi sebelum
orang itu mengambil telur, ia bersedekah, maka ia Aku jauhkan dari kematian
su’ul khotimah karena sedekahnya dia, maka nya gak jadi kena azab”.
Dan untuk saudara kita di tanah suci Mina, kata Nabi (Muhammad SAW) :
Orang mati syahid itu ada lima : 1. Orang yang kena penyakit tha’un (wabah
penyakit) 2. Orang yang sakit di perutnya (baik karena melahirkan atau karena
sakit lambungnya, begitu rasa sakit menusuk perutnya dan meninggal, maka syahid
orang tersebut) 3. Orang yang wafat tenggelam 4. Orang yang tertimba reruntuhan
bangunan 5. Meninggal Fisabilillah (wafat di jalan Allah). Tinggal kita
sekarang, bagaimana nanti kita meninggalnya, orang dicabut nyawanya (meninggal
dunia) tergantung kehidupannya didunia, orang yang sering beribadah insya Allah
dicabut nyawanya dalam keadaan beribadah. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
5. Al Habib Ahmad bin Novel bin Salim bin Jindan
5. Al Habib Ahmad bin Novel bin Salim bin Jindan
Ketika kita perhatikan ayat-ayat suci Alqur’an , dikatakan banyak amal
ibadah yang berbagai macam, dihimbau oleh Allah untuk dilakukan oleh sekalian
hamba-Nya. Shadaqah, puasa, shalat dan lain sebagainya, namun khusus ibadah
yang satu ini yaitu berdzikir kepada Allah SWT kita akan dapati perbedaan
didalam Alqur’an ketika Allah menghimbau sekalian hambaNya untuk berdzikir. Apa
perbedaannya? Perbedaan yang kita dapati, Allah selalu didalam Alqur’an ketika
mengajak hamba-Nya untuk berdzikir, berdzikir dengan banyak. Mengajak puasa
tidak disebutkan puasa yang banyak, sholat tidak disebutkan dalam Alqur’an
sholatlah yang banyak, tapi khusus untuk berdzikir kepada Allah SWT, Allah
sebutkan dengan berdzikirlah dengan dzikir yang banyak.
Allah berfirman didalam Alqur’an (menyebutkan QS Al Ahzab ayat 41 yang
artinya) : “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama)
Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya”. Dan ayat semacam ini banyak didalam
Alqur’an, seringkali Allah menganjurkan hambaNya untuk berdzikir, selalu
didampingi dengan himbauan untuk memperbanyak bukan hanya sekedar dzikir tapi
memperbanyak. Karena dzikir kepada Allah SWT memiliki pengaruh yang sangat
besar didalam mencetak jiwa-jiwa yang bertaqwa kepada Allah SWT. Jiwa yang
menghamba kepada Allah dengan penghambaan sejati.
Namun harus kita perhatikan, dzikir yang bagaimana yang dapat mencetak
seseorang menjadi jiwa yang menghamba kepada Allah dengan penghambaan sejati,
yang dapat mencetak seseorang sebagai hamba yang bertaqwa kepada Allah dengan
sebenar-benarnya taqwa. Banyak diantara kita yang siang malamnya lisannya
selalu bertasbih, bertahmid, bertahlil, tapi yang paling penting jika seseorang
berdzikir kepada Allah SWT, bukan hanya sekedar dzikir diucapkan oleh lisan,
akan tetapi dzikir ada didalam hati dan jiwanya.
Kalimat dzikir dalam bahasa arab artinya mengingat. Ketika seseorang
mengucap nama Allah dengan lisannya tapi disaat yang sama pikirannya asyik
berpikir. Saya tanya, orang ini apa yang ia lakukan, apakah ia sedang mengingat
Allah atau ia sedang mengingat apa yang terpikir? Kita akan mengatakan ini
orang benaknya sedang mengingat kepada apa yang terpikir, ia tidak mengingat
Allah, hanya saja ia tunjukan kepada orang-orang disekitarnya lisannya sedang
menyebut Allah. Dzikir yang semacam ini bukan dzikir yang diminta oleh Allah
didalam Alqur’an. Pengaruhnya tidak besar didalam jiwa dan diri seseorang.
Ketika seseorang diantara kita dikamar, sedang duduk melamun, dia
mengingat tentang orang yang dicintai, entah istrinya, atau anaknya yang
kebetulan lagi gak ada, lagi pergi jauh dan dia rindu kepadanya, terkadang
berlalu 10 menit, 15 menit, nih pikiran dan hati kita asyik memikirkan orang
yang kita cintai tersebut. Terkadang 10 menit, 20 menit, 30 menit berlalu,
pikiran kita sedang asyik mengingat orang-orang yang kita cintai. Ketahuilah
ini namanya dzikir, mengingat orang yang kita cintai, baik dia ucapkan nama
orang yang ia cintai atau tidak diucapkan, akan tetapi didalam hati dan
benaknya terlintas dia sedang mengingat dan memikirkan orang yang dia cintai. Demikian
hal nya jika kita berdzikir kepada Allah harus yang seperti itu. Kita mengingat
dalam benak kita, dalam hati kita, Allah, tuhan yang kita cintai.
Adapun lisan tiada lain hanya untuk membantu agar hati kita lebih fokus dengan
apa yang kita ingat, yaitu nama Allah SWT. Dzikir yang semacam inilah yang
diinginkan oleh Allah untuk dilakukan oleh para hamba-Nya. Dan Dzikir yang
semacam inilah yang mempunyai pengaruh besar didalam mencetak jiwa yang mengenal
penghambaan sejati kepada Allah SWT.
Adapun kalo hanya sekedar lisan manfaat tidak banyak, mungkin hanya
sekedar ditulis pahala yang sedikit oleh Allah SWT, tapi tidak mempengaruhi,
tidak mencetak jiwa yang menghamba kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa. Didalam
Alqur’an Allah SWT menyebutkan (membaca QS Al Baqarah ayat 152 yang artinya) :
“Ingatlah kalian kepada Aku, maka niscaya Aku akan mengingat kepada kalian”.
Dari ayat tersebut, maka diantara kita akan memahami bahwa permintaan dari
Allah kepada kita untuk mengingat bukan hanya sekedar lisan yang mengucap namun
hati pergi kemana saja, ngga tau kemana. Tapi dari ayat tersebut ketika kita
baca dan kita pahami, adalah permintaan dari Allah agar hati kita mengingat
kepada Allah, Sang Kholik Yang Agung tersebut. Maka saat itu ketika hati dan
benak kita mengingat kepada Allah dan lebih sempurna lagi apabila ditambahkan
dengan lisan yang juga menyebut kepada Allah, maka saat itu Allah yang akan
mengingat kepada kita sekalian.
Hingga diajarkan oleh Rasulullah SAW disetiap keadaan ada do’a-do’a dan
dzikir yang diucapkan. Sehingga disetiap keadaan kita selalu teringat kepada
Allah. Ketika kita makan, kita baca bismillahirrahmanirrahim, tapi bukan
sekedar ucapan lisan, tapi kita baca dari dalam lubuk hati kita. “Saya makan
ini dengan nama Allah”. Usai makan kita ucapin dari dalam lubuk kita (membaca
do’a setelah makan yang artinya) “Segala puji bagi Allah yang telah
memberikan saya makanan ini”. Kalo kita ucapkan ini dzikir dari dalam lubuk
kita yang paling dalam, kita paham artinya, kira-kira bakal mempengaruhi gak
dalam jiwa kita? . Akan mempengaruhi jiwa kita dan segala aktivitas kita sehari-hari. Dan
inilah yang Allah inginkan dari kita. Itu baru makan, masuk kamar mandi disuruh
ingat Allah, keluar kamar mandi ingat Allah, bahkan istinja (cebok) disuruh
ingat Allah, diajarin do’anya oleh Nabi Muhammad SAW disetiap keadaan, termasuk
tidur diajarin do’a dan dzikir untuk ingat Allah, begitu melek (bangun tidur)
pertama kita dianjurkan, Al Imam Ghozali bilang begitu kita melek yang pertama
terlintas dalam hati dan lisan kita nama Allah kita ucapkan Laailahailallah
Muhammadurrasulullah ketika bangun tidur. Dan inilah yang akan membawa
pengaruh besar didalam jiwa dan kehidupan kita.
Mudah-mudahan kita dijadikan oleh Allah sebagai orang-orang yang mengenal
dzikir kepada Allah dengan sebenar-benarnya dan dijadikan kita sebagai
manusia-manusia yang mengenal penghambaan dan ketaqwaan sejati kepada Allah
SWT. Washolallah ‘ala sayyidina Muhammad wa’ala ali washohbihi wassalam,
Walhamdulillahirabbil ‘alamiin, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.